DEPOK, iNews.id - Seorang da'i yang juga merupakan ulama di lingkungan Nahdlatul Ulama (NU) menilai, pernyataan Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas yang menganalogikan suara azan yang dikumandangkan dari toa masjid dan musala sebagai gonggongan anjing, telah membuat Yaqut murtad (keluar dari Islam).
Dia bahkan mengatakan, orang-orang setuju dengan pernyataan Yaqut itu berarti telah murtad secara massal.
Da'i itu menyatakan pendapatnya dalam sebuah pengajian yang videonya diunggah di channel youtube NU Garis Lurus dan diberi judul ‘Mimbar Ulama NU: Yang Mendukung Pernyataan Menag, Murtad Massal!’, Senin (28/2/2022).
Sayangnya, siapa nama da'i tersebut dan di mana pengajian diselenggarakan, tidak disebutkan, akan tetapi dari komentar seorang netizen yang menonton video itu diketahui kalau sang da'i seorang habib.
“Saya Nahdlatul Ulama! Dari kecil sampai wafat saya Nahdlatul Ulama,” katanya seperti dikutip Selasa (1/3/2022).
Tetapi, kata dia dengan suara menggebu-gebu, Nahdlatul Ulama yang dia ikuti adalah NU yang dibawa oleh Mbah Hasyim Asy'ari.
“Ini, Saudara, jangan dikit-dikit bawa Nahdlatul Ulama, hati-hati! Anda murtad, murtad sendiri! Omongan Anda ini menyebabkan murtad! Dan yang setuju dengan omongannya Yaqut, murtad massal, Saudara-saudara,” katanya.
Ia pun mengingatkan Yaqut agar hati-hati dalam berbicara.
"Tidak peduli Anda siapapun, tapi Anda berani menghina hadratullah (hadirnya hati di hadapan Allah, red), berani menghina azan, berani menghina Nabi Muhammad, kita siap pasang dada buat Rasulullah!" katanya lagi.
Sebelumnya, melalui pernyataan sikap yang dikeluarkan Jumat (25/2/2022), Dewan Pengurus Pusat (DPP) Rabithah Alawiyah juga telah memberi isyarat kalau tindakan Yaqut menganalogikan suara azan yang dikumandangkan melalui toa masjid dan musala dengan suara gonggongan anjing, telah membuat dirinya murtad.
Meski tidak secara blak-blakkan mengatakan demikian, namun dalam pernyataan itu DPP Rabithah Alawiyah meminta Yaqut bersyahadat.
"Kami mengimbau kepada Beliau agar bertobat kepada Allah SWT atas statemen yang secara lahir merendahkan azan, dengan beristighfar dan bersyahadat, dan meminta maaf kepada umat Islam yang tersinggung dengan statemen tersebut untuk meredakan kemarahan umat Islam dan mempererat persatuan bangsa," kata Ketua Umum DPP Rabithah Alawiyah, Habib Taufiq bin Abdulqadir Assegaf, dalam pernyataan sikap tersebut.
Yaqut menyampaikan statemen kontroversial itu di Pekanbaru, Riau, Rabu (23/2/2022), saat ditanya wartawan tentang Surat Edaran Nomor 05 Tahun 2022 yang dia keluarkan, yang membatasi suara toa masjid dan mushollah maksimal 100 dB (desibel).
"Kita bayangkan, saya Muslim, saya hidup di lingkungan non-Muslim, kemudian rumah ibadah mereka membunyikan toa sehari lima kali dengan keras secara bersamaan, itu rasanya bagaimana?" jawab Yaqut.
Dia lalu mencontohkan suara-suara lain yang dapat menimbulkan gangguan. Salah satunya suara gonggongan anjing.
"Yang paling sederhana lagi, kalau kita hidup dalam satu kompleks, misalnya. Kiri, kanan, depan belakang pelihara anjing semua. Misalnya menggonggong dalam waktu bersamaan, kita ini terganggu nggak? Artinya apa? Suara-suara ini, apa pun suara itu, harus kita atur supaya tidak jadi gangguan.Speaker di mushollah, masjid silakan dipakai, tetapi tolong diatur agar tidak ada yang terganggu," katanya.
Banyak kalangan menilai, Yaqut telah melakukan penistaan terhadap agama Islam. Dia sempat dilaporkan mantan Menpora Roy Suryo ke Polda Metro Jaya, tetapi ditolak dengan alasan lokasi kejadian berada di Pekanbaru bukan Jakarta.
Namun, sejauh ini telah ada beberapa pihak yang melaporkan Yaqut ke Polda Riau, di antaranya oleh Perkumpulan Wartawan Online (PW MOI) Pekanbaru dan oleh Tokoh Masyarakat Riau Azlaini Agus.
Editor : Rohman
Artikel Terkait