Apalagi, imbuhnya, aliansi mahasiswa ini dalam mengkritik kinerja Presiden Jokowi tanpa didasarkan pertimbangan objektivitas, dan cenderung ke arah dekonstruktif.
"Menilai kinerja Presiden Jokowi itu jangan sepotong-sepotong harus satu kesatuan komprehensif. Dengan begitu akan melahirkan penilaian kritis, objektif, konstruktif, dan solutif," tegasnya.
Dia kembali mengingatkan bahwa kinerja Presiden Jokowi sejatinya diakui internasional. Buktinya, Jokowi mendapatkan beberapa penghargaan bergengsi nasional maupun internasional.
"Dunia mengakui keberhasilan Jokowi memimpin Indonesia dan memberikan dampak kepada Indonesia sebagai negara yang disegani dengan bargaining yang tinggi di negara kawasan maupun global," beber Prof Henry.
Dia juga menilai BEM SI tengah terbawa arus permainan politik tingkat tinggi. Hal itu terlihat dalam beberapa isu yang diangkat.
Pertama, menuntut Jokowi untuk tidak cawe-cawe di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Indonesia 2024, setelah tuduhan cawe-cawe Kepala Negara tidak terbukti di Pilpres 2024.
Editor : M Mahfud
Artikel Terkait