Imam Budi Hartono: Keprihatinan Masa Kecil Membentuknya Jadi Politisi Santun dan Merakyat

Mada Mahfud
Imam Budi Hartono dikenal sebagai politisi Kota Depok yang santun dan merakyat. Foto: Ist

DEPOK, iNews Depok.id Imam Budi Hartono dikenal sebagai profil politisi Kota Depok yang santun dan merakyat. Sikap santun dan merakyat terbentuk dari pengalaman masa kecilnya yang penuh dengan keprihatinan.

Imam Budi Hartono lahir di Jakarta, 8 Agustus 1968. Meski lahir di ibu kota, bukan berarti Imam hidup berkecukupan. Justru masa kecilnya dilalui dengan penuh keprihatinan.

Ayahnya, Sugiman, berasal dari Kebumen Jawa Tengah dan merantau di Jakarta. Sebagaimana perantauan, Sugiman harus berjuang mati-matian untuk bertahan hidup.

Sugiman kemudian menikahi Sadati. Lahirlah 7 orang anak. Salah satunya, Imam Budi Hartono yang merupakan anak kelima.

Meskipun anak kelima, Imam justru menjadi salah satu tumpuan keluarga. Ini karena 4 kakaknya, semuanya perempuan.

Sugiman begitu bergembira dengan lahirnya Imam Budi Hartono. Anak laki-laki berarti bisa ikut menemani dan membantu ayahnya banting tulang di kerasnya kehidupan ibu kota.

Tak heran, begitu gembiranya mendapat anak laki-laki, Sugiman menambahkan kata Hartono yang merupakan nama belakang pemain bulutangkis legendaris Rudy Hartono

Harapan ayahnya tak sia-sia. Imam Budi Hartono menjadi anak penurut yang membantu Sugiman bekerja apa saja demi menghidupi keluarganya.

”Saya bukan dari keluarga berpunya. Ayah saya sopir taksi, rumah ngontrak. Ibu saya tak bekerja, seorang ibu rumah tangga,” kata Imam dalam video yang diposting di Instagram.

Begitu beratnya kehidupan masa kecil, tak jarang Imam dan keluarganya harus makan nasi yang dicampur dengan garam.

Sebagai sopir taksi, pendapatan ayahnya pas-pasan. Bahkan tak jarang, pendapatannya dipalak preman. Kehidupan jalanan di ibu kota waktu itu memang sangat keras.

Itu semua membuat Imam harus menerima keadaan. Untuk bisa sampai ke sekolah, Imam pun tak mampu membayar biaya angkot yang murah. Tak heran, Imam harus jalan kaki menuju sekolah termasuk ketika di SMAN 3 Jakarta.

”Keminderan saya luar biasa karena rata-rata siswa SMAN 3 Jakarta berasal dari kelas menengah ke atas,” tutur Imam.

Di SMAN, Imam mulai berorganisasi dengan bergabung Rohis (Rohani Islam).  Berbagai pengajian Rohis membuat Imam lebih percaya diri. Islam mengajarkan bahwa Allah SWT hanya melihat ketakwaan, bukan harta dan kedudukan.

Semakin dewasa, tuntutan ayahnya terhadap Imam pun semakin kuat untuk membantunya. Ayahnya kerap mendapat order mengecat mobil.

”Saya harus amplas dempul, memompa ban. Itu mobil harus selesai. Kalau tidak, ya keluarga bisa tidak makan,” ujar Imam mengenang masa lalunya.

Usai tamat SMA, Imam melanjutkan kuliah di Fakultas Teknik UI. Semasa kuliah ini, Imam semakin getol berorganisasi di bidang keagamaan. Langkah ini yang kemudian mengantarkan Imam menjadi politisi di Kota Depok dengan bergabung Partai Keadilan yang kini bernama Partai Keadilan Sejahtera.

Kiprah politiknya diawali sebagai anggota DPRD Kota Depok dan berlanjut anggota DPRD Jawa Barat.

Imam kemudian ikut berlaga dalam Pilkada Kota Depok menjadi calon wali kota Depok berpasangan dengan calon wali kota Mohammad Idris.  Pasangan Idris-Imam menang, karier Imam berlanjut menjadi birokrat, Wakil Wali Kota Depok.

Karier Imam berpotensi makin melambung. Ia dicalonkan koalisi PKS dan Golkar maju Pilkada Depok 2024.

Karier Imam Budi Hartono yang melambung tak lepas dari masa lalunya yang penuh perjuangan. Itu membentuknya menjadi sosok yang santun dan merakyat, sesuatu yang turut membuatnya sukses di arena politik.

Editor : M Mahfud

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network