DEPOK, iNews Depok. id - Kecelakaan maut yang menimpa rombongan study tour SMK Lingga Kencana Depok menjadi sorotan tajam. Wakil Ketua Komisi D DPRD Depok, Babai Suhaimi, angkat bicara terkait maraknya kegiatan study tour yang dinilai banyak kebobrokan.
Tragedi SMK Lingga Kencana Depok terjadi saat bus pariwisata Trans Putera Fajar dengan nomor polisi AD 7524 OG yang mereka sewa mengalami kecelakaan di kawasan Ciater, Subang, Jawa Barat pada Sabtu (11/5/2024) malam. Sebanyak 10 siswa SMK Lingga Kencana Depok meninggal dan puluhan lainnya luka-luka.
"Ternyata bahwa dalam kegiatan study tour ini banyak menuai kontra. Banyak pendapat, ada orang tua yang tidak setuju, tapi terpaksa menyetujui karena tindakan pemaksaan dari pihak sekolah yang mengharuskan," ungkap Babai kepada iNews Depok, Senin (13/5/2024).
Babai menyoroti berbagai kecacatan dalam penyelenggaraan study tour, mulai dari dugaan paksaan dari pihak sekolah, biaya mahal yang memberatkan orang tua, hingga ketidakjelasan manfaatnya.
Salah satu poin yang disoroti Babai adalah dugaan paksaan dari pihak sekolah. Ia menemukan ada sejumlah kasus di mana orang tua secara tidak langsung dipaksa menyetujui study tour, meskipun keberatan dengan biaya dan potensinya.
"Bahkan ada sekolah juga yang anaknya tidak berangkat, tapi uangnya tetap bayar. Dan ada anak yang tidak bisa berangkat karena ketidak mampuan orang tua tapi dibully akhirnya," bebernya.
Lebih lanjut, Babai menegaskan bahwa study tour, baik di sekolah negeri maupun swasta, harus mendapatkan persetujuan mutlak dari orang tua murid.
"Jika tidak, maka tidak dibenarkan untuk dilaksanakan," tegasnya.
Babai pun mendorong Dinas Pendidikan Kota Depok untuk memperketat regulasi terkait study tour.
"Regulasi harus diperketat, jangan sampai ada korban sia-sia lagi,” pungkas Babai.
Editor : M Mahfud
Artikel Terkait