Hindari Jeratan Pinjol Ilegal, UOB Dukung Terciptanya Budaya Keuangan yang Sehat bagi Generasi Muda

Novi
UOB Media Literacy Circle di Jakarta, Rabu (24/4). Foto: Novi

JAKARTA, iNewsDepok.id – PT Bank UOB Indonesia terus mendukung terciptanya budaya keuangan yang sehat, dengan gencar menggelar kegiatan-kegiatan edukasi yang berfokus pada peningkatan literasi dan inklusi keuangan, terutama bagi generasi muda Indonesia. 

Literasi keuangan dilihat masih menjadi persoalan fundamental untuk membangun budaya keuangan yang sehat, termasuk perencanaan keuangan dan perkiraan keuangan yang dibutuhkan, hingga agar terhindar dari jeratan pinjaman online (pinjol) ilegal.

Head of Strategic Communication and Brand UOB Indonesia Maya Rizano mengatakan, peningkatan literasi untuk generasi muda menjadi sesuatu yang sangat penting, terutama bagaimana menjaga ketahanan finansial mereka.

Apalagi jika melihat saat ini banyak gen Z dan milenial atau yang berusia 19 hingga 34 tahun berkontribusi besar terhadap tingginya kredit macet di pinjaman online hingga lebih dari Rp 700 miliar.

“Kegiatan edukasi seperti ini sangat diperlukan sebagai wadah yang dapat meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai aspek-aspek seputar industri keuangan, yang nantinya dapat menjadi pendukung dalam menggerakan perekonomian Indonesia. Untuk itu butuh peran dari berbagai pihak agar para generasi muda kita dapat melakukan perenanaan keuangan yang matang dan berkelanjutan,” kata Maya saat UOB Media Literacy Circle di Jakarta, Rabu (24/4).

UOB Media Literacy Circle kali ini menghadirkan sejumlah pembicara yakni Direktur Pelaksanaan Edukasi Keuangan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Halimatus Sadiyah; Psikolog, Pendidik sekaligus Pendiri Sekolah Cikal Najeela Shihab; dan Head of Deposit and Wealth Management UOB Indonesia Vera Margaret.

Berdasarkan survei 3 tahunan yang dilaksanakan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terungkap bahwa tren indeks literasi dan inklusi keuangan masyarakat Indonesia terus mengalami peningkatan.

Per tahun 2022 indeks literasi keuangan sudah di angka 49,68% dari tahun 2019 hanya 38,03%, sementara indeks inklusi keuangan mencapai 85,1% dibandingkan tahun 2019 yaitu 76,2%.

Direktur Pelaksanaan Edukasi Keuangan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Halimatus Sadiyah menjelaskan, meski setiap tahunnya mengalami peningkatan, gap antara indeks literasi dengan inklusi masih cukup tinggi.

OJK hingga saat ini pun terus berupaya meningkatkan literasi keuangan masyarakat salah satunya melalui kegiatan edukasi dengan melibatkan berbagai pihak, bekerja sama dengan lebih banyak stakeholder agar bisa menjangkau masyarakat yang lebih luas.

“Kami juga telah membangun infrastuktur seperti lmsku.ojk.go.id agar masyarakat dapat belajar mandiri dengan mengakses platform secara gratis yang berisikan materi-materi jasa keuangan, perencanaan keuangan, serta konten minisite untuk tips yang relate seputar keuangan. Dari sisi inklusi kami punya program yang mendukung pemerintah yaitu 1 rekening 1 pelajar, serta ada tim percepatan akses keuangan daerah dan lainnya,” jelas Halimatus.

Editor : M Mahfud

Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network