JAKARTA, iNews Depok.id – 2 tokoh seni budaya yaitu Nanang Sharna dan M Fatkhi Esmar meraih anugerah Murthi (Museum Rekor Terhebat Indonesia) dari Kedaton Jakarta atas aktivitas konkret dalam pelestarian budaya Nusantara.
Nanang Sharna adalah maestro batik Indonesia yang getol memperkenalkan batik ke dunia internasional. Batik-batik yang dikenakan mantan Presiden Afrika Selatan, Nelson Mandela adalah rancangan Nanang Sharna. Sedangkan M Fatkhi Esmar mendirikan Kedaton Kampoeng Doa di Pondok Gede, Bekasi.
Penganugerahan berlangsung di Kedaton Nusantara Jakarta, Minggu malam (31/3/2024) yang bertepatan dengan malam 21 Ramadhan 1445 Hijriyah (selikuran).
Penganugerahan dihadiri ratusan tokoh seni budaya dari berbagai daerah di tanah air. Juga hadir 5 tokoh budaya dari Malaysia dan 1 tokoh dari China.
Acara penganugerahan budaya dilanjutkan dengan sarasehan budaya terkait upaya pelestarian budaya Nusantara.
Acara dipimpin pendiri Kedaton Jakarta dan mantan Manajer Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Pangeran Nata Adiguna (PNA) Mas’ud Thoyib Jayakarta Adiningrat dan Mantan Kasubdit Ketahanan Ekososbud Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia, Elly Yuniarti.
PNA Mas’ud Thoyib Jayakarta Adiningrat mengungkapkan alasan penganugerahan Murthi pada 2 tokoh yang dinilai berperan konkret dalam penggalian dan pengembangan budaya Nusantara.
”Penganugerahan ini murni karena prestasi 2 tokoh ini dalam membangkitkan kembali budaya Nusantara. Mereka bisa jadi inspirasi agar generasi penerus menyadari bahwa Indonesia adalah negeri yang kaya budaya,” kata PNA Mas’ud.
Nanang Sharna dinilai mampu membuat terobosan prestisius yang membuat batik Indonesia dikenal dunia internasional. Sebagai perancang batik mantan Presiden Afrika Selatan Nelson Mandela, membuat batik Indonesia cepat dikenal di dunia internasional.
Sedangkan M Fatkhi Esmar dinilai mampu melestarikan budaya Nusantara dalam perkembangan terkini. M Fatki Esmar mendirikan Kedaton Kampoeng Doa.
Nanang Sharna dalam anugerah Murthi mendapat gelar Datuk Dirdajawali Nanang Sharna Wira Soetama Diraja Wastra. Sedangkan M Fatkhi Esmar bergelar Datuk Dirajawali M Fatkhi Esmar Nata Adiningrat.
PNA Mas’ud menyatakan Indonesia adalah negara yang memiliki kekayaan budaya yang bisa menjadi modal Indonesia untuk menjadi negara maju.
”Nusantara penuh kekayaan budaya karena banyak kerajaan besar di masa lampau saat belahan dunia lain masih di era kegelapan,” kata PNA Mas’ud Thoyib.
Sayangnya, tutur PNA Mas’ud Thoyib, masih banyak budaya yang belum tergali dan dikembangkan.
”Karena itu kita memberikan penghargaan kepada para tokoh yang memiliki aktivitas konkret dalam penggalian dan pengembangan budaya,” kata PNA Mas’ud yang juga pendiri Yayasan Raja Sultan Nusantara dan Majelis Agung Raja Sultan Nusantara.
Selain 2 tokoh yang mendapat anugerah Murthi, Kedaton Jakarta juga memberikan gelar Datuk dan Datik pada 12 tokoh yang dinilai getol dalam melestarikan dan mengembangkan budaya Nusantara yaitu Mayjen TNI (Purn) Syamsu Djalal, Kholid Hidayat, Joko Parwoto, Sutan Oloan Fahri Lubis, dan Sri Sundari.
Juga sejumlah tokoh budaya dari Malasia mendapat gelar Datuk dan Datin yaitu Khadijah Wong Binti Abdullan, Raimi bin Ibrahim, Sakinah binti Bujang Kasim, Azlan bin Abd Rahman, dan Yusnita Nurlaini Catalia.
Editor : Mahfud
Artikel Terkait