DEPOK, iNews Depok.id - Pulau Nusakambangan terkenal sebagai tempat penjara yang paling mengerikan di Indonesia. Terletak di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, Pulau Nusakambangan populer hingga mencapai luar negeri dan sering disebut Pulaunya Narapidana atau Pulau Alcatraz-nya Indonesia.
Luas pulau ini sekitar 21.000 hektare dan terdapat selat bernama Segara Anakan yang memisahkan antara Pulau Jawa dengan Pulau Nusakambangan.
Di pulau ini terdapat beberapa Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) dengan keamanan tinggi di Indonesia.
Pada tahun 1974, Pemerintah Indonesia mengukuhkan status Nusakambangan sebagai pulau tertutup melalui Kepres RI No. 38.
Pembangunan lapas ini bermula pada tahun 1861, ketika dibangun benteng pertahanan bernama Benteng Karangbolong.
Benteng dibangun dengan penggunaan tenaga napi yang disebut sebagai perantaian. Peristiwa tersebutlah yang menjadi permulaan masuknya orang-orang terhukum ke pulau ini.
Pemerintah Belanda lalu memanfaatkan pulau ini sebagai basis pertahanan. Sebagian besar penduduk asli kemudian dipindahkan ke tempat lain, yakni Kampung Laut, Jojok dan Cilacap.
Pada tahun 1908, Pulau Nusakambangan dinyatakan terlarang oleh Belanda. Hal tersebut karena tempat ini dijadikan pulau penjara di masa pemerintahan Belanda.
Pada tahun yang sama dibangun penjara pertama, yaitu Lapas Permisan yang terletak di selatan pulau. Tahun 1912 dibangun Lapas Karanganyar dan Nirbaya. Tahun 1925 dibangun Lapas Batu. Tahun 1928 dibangun Lapas Karangtengah dan Gliger. Tahun 1929 dibangun Lapas Besi. Tahun 1935 dibangun Lapas Limus Buntu. Tahun 1950 dibangun Lapas Kembang Kuning.
Setelah masa penjajahan, dibangun LP Narkotika, LP Terbuka, dan LP Pasir Putih atau LP SMS (Super Maximum Security).
Di LP Pasir Putih inilah sebagian besar terpidana mati ditempatkan, termasuk yang mungkin akan dieksekusi dalam waktu dekat.
Nama Nusakambangan diambil dari kata "nusa" yang artinya pulau dan "kambangan" artinya bunga, sehingga menjadi Pulau Bunga.
Nusakambangan termasuk dalam cagar alam yang ada di Indonesia, pulau ini menyimpan banyak jenis tumbuhan bunga, salah satu yang terkenal adalah Bunga Wijaya Kusuma (Epiphyllum oxypetalum). Selain itu terdapat banyak satwa-satwa liar yang masih menetap di pulau ini.
Dulunya pulau ini juga sering digunakan penerus dinasti Kesultanan Mataram untuk melakukan ritual, sehingga dijuluki "hutan ritual".
Berbagai macam tumbuhan khas ritual budaya Jawa ditanam di sini, mayoritas adalah jenis bunga-bungaan.
Namun, akses ke Pulau Nusakambangan dibatasi untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
Editor : M Mahfud
Artikel Terkait