DEPOK, iNews.id – Pandemi Covid-19 yang masih berlangsung menjadi aplikasi PeduliLindungi wajib digunakan oleh masyarakat saat beraktivitas sehari-hari. Aplikasi ini juga berfungsi sebagai aplikasi pelacak Covid-19 yang digunakan secara resmi untuk pelacakan kontak digital di Indonesia. Meskipun demikian, aplikasi ini masih belum dimanfaatkan secara maksimal.
Tiga orang mahasiswa Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Indonesia (DTE FTUI), yakni Khansa Nitisara Ramadhani, Yasmina Ashfa Zahidah, dan Raissa Azarine yang tergabung dalam Tim 04 menawarkan empat solusi untuk menyempurnakan aplikasi PeduliLindungi.
Bahkan Tim 04 berhasil meraih Juara Tiga pada lomba esai Bahasa Inggris yang diadakan oleh SCOPE dari Center for Indonesian Medical Student Activities (CIMSA) Universitas Airlangga yang digelar pada 19–23 Januari 2022.
Tim 04 menyampaikan solusi mereka dalam makalah berjudul “Preventing and Controlling the Re-Escalating Cases of Covid-19 by Optimizing the Features of PeduliLindungi”. Lomba esai yang mereka ikuti mengangkat tema Accessibility Issues Surrounding Universal Health Coverage in Indonesia and Its Solution.
Solusi pertama yang ditawarkan Tim 04 adalah fitur live location. Dari fitur ini, pengguna aplikasi dapat memperoleh informasi mengenai lokasi di sekitar mereka, informasi terkait keamanan lokasi tersebut, dan informasi apakah ada orang terinfeksi Covid-19 disekitar mereka atau tidak.
“Solusi kedua yang kami tawarkan adalah fitur pemesanan fasilitas karantina. Pada fitur ini, pengguna aplikasi akan lebih mudah untuk memilih tempat karantina sesuai dengan destinasi yang ingin pengguna tuju. Pengguna nantinya dapat memilih tanggal dan lokasi karantina melalui PeduliLindungi. Fitur ini mempermudah mobilitas bagi masyarakat Indonesia yang akan bepergian melintasi batas wilayah,” kata Khansa Nitisara Ramadhani, Ketua Tim 04.
Solusi ketiga yang ditawarkan adalah fitur pelayanan kesehatan dari pintu ke pintu. Fitur ini akan memudahkan pengguna untuk memesan produk dan pelayanan kesehatan secara mandiri tanpa harus keluar rumah, misalnya memesan obat atau memesan layanan swab test.
Fitur terakhir yang ditawarkan adalah fitur lock system. Fitur ini sangat penting untuk mencegah pasien Covid-19 bepergian dari tempat karantina dan mengunjungi tempat-tempat publik. Pasien yang sedang terinfeksi dan menjalani karantina tidak bisa melakukan scan barcode pada aplikasi PeduliLindungi karena aplikasi tersebut akan berada dalam mode terkunci hingga waktu karantina berakhir.
BACA JUGA:
Dies Natalis UI ke-72, Teten Harapkan 2024 Rasio Wirausaha 3,95 Persen Terwujud
“Empat solusi ini kami tawarkan untuk pengembangan dan penyempurnaan fitur-fitur pada aplikasi PeduliLindungi. Kami berharap hal ini akan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya aplikasi PeduliLindungi dengan menambahkan beberapa fitur baru di dalamnya. Kami juga berharap melalui penambahan dan pembaruan fitur aplikasi, penambahan Covid-19 di Indonesia dapat dikendalikan dan ditekan,” kata Raissa Azarine.
Dekan FTUI, Prof. Dr. Heri Hermansyah, ST., M.Eng., IPU menyampaikan apresiasi dan kebanggaannya atas prestasi mahasiswa FTUI. “Kami ingin lulusan FTUI memiliki daya saing tinggi, unggul dan mampu memberikan dampak positif bagi masyarakat. Ide kreatif ketiga mahasiswa ini menunjukkan kemampuan mahasiswa FTUI untuk berpikir kritis dan solutif dalam memecahkan suatu masalah. Dalam hal ini bagaimana mengembangkan aplikasi PeduliLindungi menjadi lebih sempurna dan bermanfaat bagi masyarakat Indonesia.”
Editor : Ikawati
Artikel Terkait