DEPOK, iNewsDepok.id - Presiden Rusia Vladimir Putin telah menyuarakan keprihatinannya atas “Peningkatan Besar” jumlah warga sipil yang terbunuh di Israel dan Jalur Gaza di tengah pertempuran berhari-hari antara Hamas dan militer Israel.
Pemimpin Rusia itu pada hari Selasa juga mengkritik kebijakan Washington di Timur Tengah, yang menurutnya telah gagal karena tidak memperhitungkan kebutuhan rakyat Palestina.
Putin, yang militernya dituduh membunuh ribuan warga dipil sejak invasi besar-besaran ke Ukraina tahun lalu, menyatakan keprihatinannya terhadap warga sipil yang terbunuh di Israel dan Gaza saat melakukan panggilan telepon dengan pemimpin Turki Recep Tayyip Erdogan, kata Kremlin dalam sebuah pernyataan. .
“Penekanannya diberikan pada situasi yang memburuk secara tajam di zona konflik Israel-Palestina”, kata Kremlin tentang diskusi para pemimpin tersebut.
“Keprihatinan mendalam diungkapkan mengenai terus meningkatnya kekerasan dan meningkatnya jumlah korban sipil,” kata Kremlin.
Kedua pemimpin tersebut menegaskan kembali perlunya “gencatan senjata segera” dan “dimulainya kembali proses negoisasi ”, tambah Kremlin, dengan mengatakan bahwa Erdogan menyatakan “sangat disayangkan jika menargetkan instalasi sipil dan Turki tidak menyambut tindakan seperti itu”.
Sebelumnya pada hari Selasa, Putin menyebut pembentukan negara Palestina “perlu” dan menyalahkan ledakan kekerasan terbaru pada kebijakan AS di wilayah tersebut.
“Saya pikir banyak orang akan setuju dengan saya bahwa ini adalah contoh nyata kegagalan kebijakan Amerika Serikat di Timur Tengah,” kata Putin pada awal pertemuan dengan Perdana Menteri Irak Mohammed al-Sudani pada hari Selasa.
Putin mengatakan Washington berusaha untuk “memonopoli” upaya-upaya dalam menciptakan perdamaian antara Israel dan Palestina, dan dia menuduh AS tidak bersusah payah mencari kompromi yang dapat diterima oleh kedua belah pihak, namun justru memaksakan ide-idenya sendiri untuk mencari solusi konflik.
AS telah mengabaikan kepentingan rakyat Palestina, termasuk kebutuhan mereka akan negara merdeka.
Putin tidak menyebutkan peran Rusia dalam proses perdamaian Timur Tengah. Bersama dengan AS, PBB, dan Uni Eropa, Moskow sejak tahun 2002 telah menjadi bagian dari “Kuartet” kekuatan yang bertugas membantu menengahi perundingan perdamaian Israel-Palestina.
Juru bicara Putin, Dmitry Peskov, mengatakan Kremlin berhubungan dengan kedua pihak yang bertikai di Israel dan Gaza dan akan berusaha memainkan peran dalam menyelesaikan konflik tersebut. Peskov tidak merinci bagaimana hal itu akan dicapai.
“Kami bermaksud untuk terus melakukan upaya dan memainkan peran kami dalam memberikan bantuan untuk mencari cara penyelesaian,” katanya.
Sejak krisis terbaru ini terjadi, Kremlin berusaha bersikap adil, dengan menggarisbawahi hubungannya dengan Israel dan Palestina.
Moskow memiliki hubungan jangka panjang dengan Palestina, termasuk Hamas, yang mengirimkan delegasi ke Moskow pada bulan Maret. Namun negara ini juga memiliki “banyak kesamaan” dengan Israel, termasuk fakta bahwa banyak orang Israel adalah mantan warga negara Rusia, kata Peskov.
Peskov juga memperingatkan bahwa kekerasan yang terjadi saat ini “lebih dari sekadar mengkhawatirkan”.
“Ini berpotensi berbahaya karena tumbuh dan menyebar dari zona konflik Arab-Israel saat ini,” katanya.
Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan pada hari Selasa bahwa pihaknya siap membantu mencapai penyelesaian antara Israel dan Palestina dengan mengoordinasikan pemain regional.
“Kami berhubungan erat dengan para pemain terkemuka di kawasan, yang perannya dalam menstabilkan situasi dan menciptakan kondisi untuk membangun dialog langsung Palestina-Israel sangat diperlukan,” kata juru bicara kementerian Maria Zakharova, menurut kantor berita TASS yang dikelola pemerintah Rusia.
Editor : Mahfud
Artikel Terkait