"Saat ini ada beberapa program Kemenparekraf yang bisa membantu para pelaku ekraf yang masuk dalam ekosistem Kemenparekraf khususnya finalis AKI. Kami dukung dan bantu para pelaku ekraf khususnya di bidang Kuliner, baik dari pendampingan, desain kemasan maupun pembuatan HKI," tambah Neil.
Neil dan Jenita Janet menerima banyak pertanyaan dari finalis yang hadir di akhir sesi sharing.
Setelah menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan, mereka kemudian berkeliling ke 20 booth dan mendengar penjelasan setiap produk yang menjadi finalis AKI Palangkaraya, juga berfoto bersama untuk mengendorse produk mereka.
Untuk informasi, AKI sendiri merupakan program unggulan pengembangan ekonomi kreatif melalui peningkatan kapasitas dan pameran kepada para pelaku ekonomi kreatif pada subsektor kuliner, kriya, fesyen, aplikasi, film, dan musik, yang diselenggarakan di 16 Kota/Kabupaten di Indonesia yaitu; Bangka, Bengkulu, Batam, Jakarta, Karawang, Sukabumi, Purwokerto, Kudus, Mojokerto, Situbondo, Palangkaraya, Samarinda, Manado, Gorontalo, Kupang, dan Jayapura.
Dengan tema “Produk Indonesia untuk Ekonomi Kuat”, AKI bertujuan memberikan kontribusi ekonomi melalui ekonomi kreatif pasca pandemi, mencari dan menciptakan “ikon” produk ekraf baru yang bisa melekat di masyarakat, bahkan bisa mendunia, dan mendorong daya beli masyarakat serta mendukung kampanye pemerintah #BanggaBuatanIndonesia.
Adapun manfaat yang bisa dirasakan peserta adalah membangun jejaring dan database, produk atau karya terpublikasikan, dan memperluas pangsa pasar.
AKI 2023 tidak akan berakhir sampai pameran di Kota/Kabupaten masing-masing, tapi salah satu Finalis per kota akan berkesempatan untuk memiliki pengalaman pameran Nasional di PEKAN PUNCAK AKI 2023.
Editor : M Mahfud
Artikel Terkait