DEPOK, iNewsDepok.id - Tidak sedikit orang yang menganggap pekerjaan seorang masinis kereta api itu mudah, karena hanya sebatas mengendalikan tuas gas dan rem. Padahal, menjadi masinis khususnya di PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau PT KAI, harus melewati banyak tahapan yang cukup berat.
Seperti diketahui, KAI merupakan salah satu BUMN yang sering menjadi incaran para pencari kerja. Profesi-profesi yang berkaitan dengan kereta api, salah satunya adalah masinis, menjadi daya tarik bagi para lulusan baru yang ingin menjadi bagian dari industri transportasi ini.
KAI mencatat, saat ini terdapat sekitar tiga ribuan masinis yang dimiliki perusahaan transportasi ular besi, di antara total sekitar 27.800 pegawai KAI. Vice President Public Relations KAI, Joni Martinus, menjelaskan bagaimana sebenarnya kriteria yang ditetapkan oleh KAI untuk bisa bekerja menjalankan kereta api.
Pertama, proses menjadi masinis dimulai dengan mengikuti serangkaian seleksi rekrutmen yang diadakan oleh KAI. Masyarakat yang ingin melamar, harus bersaing dengan puluhan ribu pelamar dalam proses seleksi yang cukup ketat dan berlangsung selama kurang lebih tiga bulan.
"Adapun tahapan seleksi yang harus dilalui adalah tahap administrasi, tes kesehatan awal, psikotes, wawancara dan tes kesehatan akhir. Khusus untuk formasi yang berkaitan langsung dengan operasional perjalanan kereta api dan Awak Sarana Perkeretaapian seperti masinis, kondektur, pengatur perjalanan kereta api (PPKA), dsb, kamu harus memiliki kondisi kesehatan yang prima apabila berminat di formasi tersebut. Standar penilaian dalam tahap psikotesnya pun berbeda dengan rekrutmen jabatan lainnya," kata Joni seperti dikutip dalam keterangan tertulisnya, Kamis (27/7/2023).
Joni mengungkapkan bahwa kondisi kesehatan dan mental pekerja dapat memberikan pengaruh besar dalam pencapaian produktivitas kerja.
"Pengujian kesehatan pada saat seleksi ditujukan agar perusahaan memperoleh pekerja yang berada dalam kondisi kesehatan yang baik dan cocok untuk pekerjaan yang akan dilakukan. Hal Ini tentu dapat berdampak positif, karena pada dasarnya SDM adalah sebuah investasi penting di sebuah perusahaan. Masinis juga harus teliti, sigap, tidak mudah stres, serta percaya diri sehingga keselamatan dan keamanan dalam mengoperasikan kereta api dapat terjamin," imbuhnya.
Kedua, bagi mereka yang berhasil lolos dan sudah menjadi calon pekerja tidak serta merta langsung menjadi masinis. Setiap calon pekerja harus menjalani masa percobaan selama kurang lebih tiga bulan.
Dalam rentan waktu itu ada beberapa program yang harus diikuti oleh calon pekerja antara lain Program Orientasi Kerja dan Basic Development Program (BDP) yang bekerja sama dengan TNI untuk pengenalan dasar terkait KAI dan melatih kedisiplinan pekerja. Setelah menjalani masa percobaan selama tiga bulan, setiap calon pekerja akan dilakukan evaluasi dalam rangka pengangkatan calon pekerja menjadi pekerja tetap, dengan terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan kesehatan fisik.
“Syarat untuk menjadi pekerja organik, calon pekerja harus dinyatakan lulus dalam setiap tahapannya baik program orientasi kerja, BDP, maupun tes kesehatannya,” jelas Joni
Tidak berhenti sampai disitu, masih ada tahap selanjutnya yang harus dijalani, salah satunya adalah mengikuti berbagai pendidikan dan pelatihan (diklat) dan pengujian hingga akhirnya dianggap layak sebagai masinis KAI. Calon masinis harus mengikuti diklat sebagai awak sarana perkeretaapian tingkat pertama di Balai Pelatihan Teknik Traksi (BPTT) Darman Prasetyo di Yogyakarta.
Setelah menjalani diklat sebagai awak sarana perkeretaapian tingkat pertama dan dinyatakan lulus, calon masinis akan mendapatkan pelatihan terkait uji teknis pengoperasian sesuai dengan jenis sarana perkeretaapian dan uji pemahaman lintas.
Selanjutnya adalah memulai praktik pengoperasian lokomotif atau kereta rel diesel (KRD) di bengkel perbaikan dan perawatan atau Depo KAI dengan didampingi petugas sarana. Setelah itu, calon masinis akan menjalankan praktik langsir menggunakan sarana berpenggerak non-listrik dengan pendampingan instruktur masinis. Tahapan praktek ini dilakukan kurang lebih selama empat bulan.
"Setelah menyelesaikan rangkaian diklat yang diberikan oleh KAI, tiba saatnya calon masinis menghadapi ujian sertifikasi Awak Sarana Perkeretaapian Tingkat Pertama yang diadakan oleh Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA). Jika lulus, mereka akan ditugaskan sebagai asisten masinis, namun belum secara resmi sebagai masinis," tulis Joni.
Tugas sebagai asisten masinis, nantinya akan membantu masinis dalam menjalankan kereta api dan belajar bagaimana menjadi masinis yang baik. Setelah menjalani jam kerja minimal 2000 jam atau selama satu tahun, bersiaplah mengikuti tahapan selanjutnya yang akan membawa calon masinis secara resmi menjadi masinis seutuhnya.
Berdasarkan kecakapan, sertifikasi masinis terbagi menjadi tiga tingkatan yaitu Awak Sarana Perkeretaapian Tingkat Pertama, Awak Sarana Perkeretaapian Tingkat Muda, Awak Sarana Perkeretaapian Tingkat Madya. Sertifikat kecakapan memiliki masa berlaku selama empat tahun, tergantung pada posisi pekerja dimaksud, menyesuaikan dengan jabatan yang kompetensinya diatur dalam Peraturan Menteri Perhubungan (Permenhub).
Di samping itu, setiap dua tahun para masinis mengikuti refreshing atau pendidikan lapangan (diklap) Awak Sarana Perkeretaapian sesuai dengan tingkatannya.
Diklap tersebut diperlukan untuk menjaga kompetensi masinis agar terampil dalam berdinas dan juga merupakan salah satu syarat untuk pengujian perpanjangan sertifikasi yang diselenggarakan oleh DJKA. Selain refreshing, ada juga uji ulang kecakapan setiap setahun sekali dan uji petik peraturan dan teknik setiap tiga bulan sekali.
Prosedur Masinis dan Asisten Masinis Sebelum Menjalankan Kereta Api
Sebelum berdinas, seorang masinis dan asisten masinis diwajibkan mengisi daftar hadir dan menjalani sejumlah tes oleh penyelia masinis untuk memastikan bahwa masinis dan asisten masinis siap untuk dinas. Tahap ini bukan sekadar formalitas belaka, jika dinilai tidak siap maka akan diganti.
Setiap masinis dan asisten masinis kereta api sebelum bekerja diwajibkan melakukan pemeriksaan kesehatan, asesmen singkat, pengecekan kondisi lokomotif dan mematuhi standar operasional prosedur (SOP) dalam pekerjaan. Cek kesehatan meliputi suhu tubuh, tekanan darah sampai tes alkohol oleh unit kesehatan KAI.
"Masinis dan asisten masinis akan diberikan alat tiup yang bisa mengukur kadar alkohol dalam tubuh, presentasinya harus nol, kalau tidak tak boleh dinas," jelas Joni.
Setelah dinyatakan aman, unit kesehatan akan memberikan surat keterangan sehat yang sudah dicap kepada masinis dan asisten masinis. Masinis dan asisten masinis wajib menunjukkan kepada penyelia beberapa kelengkapan dinas seperti tanda kecakapan, surat keterangan kesehatan, arloji, suling mulut, senter, serta telepon seluler dalam keadaan off (jika membawa).
Jika memenuhi syarat, pengawas atau penyelia akan memberikan surat perintah perjalanan dinas.
Tidak hanya itu, masinis akan menerima O.100 atau tabel kereta api dan melakukan pengecekan lokomotif serta meyakinkan indikator-indikator lokomotif dalam posisi aman.
Dalam situasi darurat saat menjalankan kereta api, seperti gangguan cuaca, kecelakaan, atau insiden di jalur, seorang masinis harus bisa mengambil tindakan yang tepat untuk menjaga keamanan penumpang dan personel kereta lainnya. Mereka juga harus melaporkan kejadian tersebut kepada pihak yang berwenang dan mengikuti prosedur darurat yang ditetapkan.
Profesi masinis membutuhkan tanggung jawab dan disiplin tinggi. Untuk menjaga kualitas tersebut, KAI secara rutin memberikan pembinaan kepada para masinis dan keluarga mereka.
Tujuan dari pembinaan keluarga masinis, khususnya istri masinis adalah agar mereka memahami tugas dari seorang masinis menuntut konsentrasi dan stamina yang baik.
Sehingga pada saat berada di rumah, keluarga dapat memberikan dukungan kepada masinis seperti istirahat yang cukup dan asupan makanan dengan gizi yang baik. Pembinaan biasanya dilakukan langsung kepada istri atau keluarga masinis yang dipanggil secara bergantian atau melalui virtual meeting.
Selain itu, KAI juga sangat peduli atas kesehatan pekerjanya. Setiap tahun, KAI selalu rutin mengadakan program medical check up (MCU) dan tindak lanjut pendalaman dan pengobatan hasil MCU.
MCU sendiri adalah pemeriksaan kesehatan menyeluruh untuk mengetahui kondisi kesehatan terkini dari pekerjanya, sehingga perusahaan dapat menentukan kemampuan pekerjanya dalam melakukan suatu pekerjaan yang dilihat dari sisi kesehatan. Hal ini penting untuk mencegah penyakit atau kecelakaan yang mungkin ditimbulkan akibat bahaya yang muncul di lingkungan kerja.
"Menjadi masinis tidak mudah, ada perjalanan panjang yang harus dilalui untuk bisa menjalani profesi yang satu ini. Mulai dari syarat, proses rekrutmen, sampai langkah terakhir hingga resmi menjadi masinis. Peran seorang masinis bukan hanya sekedar mengemudikan kereta api tapi mereka lah sosok yang sangat penting dalam menjaga kelancaran dan keselamatan operasional perkeretaapian. Mereka bertanggung jawab untuk mengoperasikan kereta dengan penuh keahlian, menjaga jadwal perjalanan, dan memberikan pengalaman perjalanan yang nyaman dan aman bagi pelanggan," tutup Joni.
Editor : M Mahfud
PT KAI Tahapan menjadi masinis kereta api Tahapan menjadi masinis KAI Masinis kereta api PT Kereta Api Indonesia KAI BUMN kereta api Masinis Joni Martinus Kondektur pengatur perjalanan kereta api PPKA basic development program BDP TNI masinis KAI Balai Pelatihan Teknik Traksi BPTT Yogyakarta Lokomotif kereta rel diesel KRD awak sarana perkeretaapian Direktorat Jenderal Perkeretaapian DJKA Menteri Perhubungan Permenhub asisten masinis Arloji profesi masinis Medical Check Up MCU proses rekrutmen masinis KAI
Artikel Terkait