Wapres Ma’ruf Amin mengaku merasa terhormat atas apresiasi yang diberikan oleh Kesultanan Tidore dan akan menjadi pemacu semangatnya dalam mengawal bangsa dan negara.
“Ini merupakan kehormatan yang luar biasa yang saya tidak menduga akan mendapat gelar kesultanan dari Tidore,” ungkap Wapres.
“Terima kasih atas penghormatan ini, mudah-mudahan ini memberikan semangat kepada saya untuk terus mengabdi kepada agama, bangsa, dan negara,” tambahnya.
Lantas apa makna gelar Nau Manyira Ngofa Kadato Nyili Gulu Gulu Kesultanan Tidore?
Menurut Sultan, gelar kehormatan adat Kesultanan Tidore memiliki tugas dan tanggung jawab sesuai dengan fungsi yang diberikan. Melalui rapat bobato Kesultanan Tidore, Abuya Prof. Dr. KH. Ma'ruf Amin dianugerahkan satu gelar kehormatan tertinggi sebagai putra terbaik dari Kesultanan Tidore.
Dengan pemberian gelar tersebut, maka Wapres Ma'ruf Amin dianggap sebagai bagian dari Kesultanan Tidore yang berada jauh dari daerah cakupan Kesultanan Tidore.
Untuk diketahui, Kesultanan Tidore merupakan salah satu kesultanan besar yang didirikan pada awal abad ke-12 di tahun 1118, dengan pengaruh hingga Papua dan sebagainya.
Sultan Tidore menjelaskan, Kesultanan Tidore adalah negeri yang sudah sangat tua, yang sudah lama eksis dengan berkontribusi untuk bangsa dan negara ini. Tidore juga telah menghantarkan Papua untuk bergabung dengan NKRI setelah Bung Karno bertemu dengan Sultan Tidore Zainal Abidin Sjah di Tidore.
“Untuk itu kita tidak bisa melupakan sejarah, karena tanpa Tidore, Indonesia ini tidak ada sabang sampai merauke,” kata Sultan.
Editor : Kartika Indah Kusumawardhani
Artikel Terkait