'Backpacker Korea' memiliki visi ‘Membantu para traveller merasakan pengalaman yang Next Level’. Berbeda dengan trip pada umumnya, trip yang disusun menyasar destinasi yang bukan sejuta umat. Kulinernya pun benar-benar kuliner hidden gems khas Korea yang tidak banyak turis tahu.
Setelah 6 tahun, ‘Backpacker Korea’ semakin membesar dan semakin banyak customer loyal. Sayang, di tahun 2020, bisnis Nia mengalami tantangan yang cukup besar akibat pandemi.
Nia tidak mau menyerah dengan keadaan. Agar tetap bertahan, ia mengubah strategi bisnis selama masa pandemi. Ia mengubah cara pemasaran dan mencari peluang bisnis lain selama pandemi.
Berbekal pengalaman mengkurasi kuliner hidden gems Korea, Nia memutuskan menjual makanan dan masakan Korea demi membayar gaji pegawai dan biaya operasional lainnya selama masa pandemi.
“Dua tahun lebih mengalami masa sulit, pertengahan tahun 2022 muncul kabar baik dimana Korea sudah mulai membuka border. Permintaan trip Korea kembali membludak, banyak customer lama dan baru memercayakan perjalanan travel Korea kepada 'Backpacker Korea', baik Group Private maupun Group Series (Open Trip),” ujar Nia.
“Kepercayaan customer adalah hal penting. Dalam menjalani bisnis ini, sebisa mungkin saya berusaha untuk tidak mengecewakan customer dan selalu maksimal dalam melayani customer. Bagi saya, customer sangat penting karena memiliki pengaruh dari mulut ke mulut. Tak jarang saya justru mendapatkan customer baru berdasarkan rekomendasi customer-customer sebelumnya. Customer adalah marketing saya, jadi penting sekali untuk menjaga kepercayaan mereka," tandas Nia.
Editor : M Mahfud
Artikel Terkait