DEPOK, iNewsDepok.id - Mempunyai anak perempuan adalah suatu keutamaan bahkan jika anak perempuannya hingga tiga orang. Namun sejatinya bukan hanya sekadar memiliki anak perempuan saja, lalu urusan selesai. Tetapi bagaimana pola pengasuhan dan memberikan pendidikan menjadi hal yang sangat penting
Abu Salma Muhammad pimpinan Al-Wasathiyyah wal I’tidal menuliskan kembali dalam buku "Faidah Dalam mendidik Anak" menjelasan tentang bagaimana mendidik anak perempuan.
Dia menjelaskan, hendaknya mendidik anak-anak perempuan dari semenjak belianya di atas rasa malu dan menjaga kehormatan, karena inilah hakikat perhiasan seorang wanita dan kecantikannya.
Membiasakan mereka untuk berhijab dan menutupi aurat secara bertahap (syai'an fa syai'an), dan mengajarkan bahwa hijab itu adalah syi'ar-nya kesucian dan kemuliaan.
Ranting muda yang masih basah besar kemungkinannya untuk diluruskan. Namun apabila ranting itu mengering, mengeras dan menua, maka saat meluruskannya sering kali menyebabkan patah.
Di antara sikap jelek mengentengkan pendidikan anak perempuan adalah, membiasakan mereka yang masih kecil dengan pakaian mini, terbuka, transparan dan ketat. Juga mengentengkan urusan terbukanya aurat mereka, terutama bagi anak perempuan yang sudah mumayyiz (7 tahun ke atas), atau yang menarik pandangan, atau yang sudah mulai tampak tanda pubertasnya (baligh).
Ini bisa menjadikan orang-orang yang berpenyakit hati tertarik kepada mereka tanpa membedakan antara yang sudah dewasa dengan yang masih anak-anak. Belum lagi para gadis yang terbiasa dengan pakaian seperti ini akan sulit untuk mengubahnya.
Seorang ayah bertanggung jawab untuk memberikan bimbingan kepada anaknya di dalam memilih teman yang shalih yang dapat menolongnya di dalam urusan agama dan dunianya. Menjauhkan dari teman yang buruk dan selektif di dalam persahabatan anak-anaknya. Di dalam sebuah hadits :
« المرء على دين خليله فلينظر أحد كم من يخالل »
"Seseorang itu tergantung dengan agama teman dekatnya, karena itu hendaknya kalian memperhatikan dengan siapa yang berteman dekat."
Maksud "din" di sini adalah : kebiasaan, cara dan perilaku. Ingatlah bahwa, ash-Shohibu Sahib, sahabat itu penyeret!
Betapa banyak anak gadis yang suci namun diabaikan oleh keluarganya tentang persahabatannya, lantas dia pun berubah! Betapa banyak pula para pemuda yang awalnya lurus namun bersahabat dengan orang yang buruk, sehingga ia pun terperosok ke dalam jurang kriminalitas dan narkoba.
Mendidik anak di dalam memilih teman hendaknya dengan cara berbincang langsung mengenai akhlak yang baik, dan menjelaskan tentang berbagai macam perilaku yang positif maupun yang negatif lalu menampakkan kegembiraan atas perilaku baik mereka, demikian pula sebaliknya.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait