DEPOK,iNewsDepok.id- Selama 73 tahun, Universitas Indonesia (UI) terus berupaya melakukan pengembangan riset demi terciptanya produk-produk inovasi yang bermanfaat untukIndonesia. Melalui kolaborasi dengan mitra dari pemerintah, pelaku bisnis, dan komunitas, sivitas akademika UI menciptakan produk-produk yang dampaknya dapat dirasakan secara langsung oleh masyarakat dan industri.
Produk inovasi ini bervariasi mulai produk alat kesehatan, makanan sehat, produk kecantikan, material maju, aplikasi teknologi informasi, alat transportasi, serta produk layanan edukasi. Saat ini, UI berhasil mencatat 1.155 daftar inovasi yang terdiri atas 1.098 Hak Cipta, 42 Paten Nasional Terdaftar, 1 Paten Internasional Terdaftar, 7 Paten Granted, 1 Merek, dan 6 Desain Industri.
“Produk UI yang berhasil didaftarkan dalam Hak Cipta berupa buku, buku panduan atau petunjuk, jurnal, karya ilmiah, modul, karya tulis, karya rekaman video, dan program komputer,” kata Rektor UI, Ari Kuncoro, Kamis (23/2/2023).
Sementara itu, untuk Paten, sebanyak 42 Paten Nasional meliputi 18 paten biasa dan 24 paten sederhana. Satu paten Internasional berkaitan dengan energi dan tujuh patent granted merupakan inovasi di bidang rekayasa keteknikan, kesehatan, energi, kosmetika, dan transportasi.
“Pada peringatan Dies Natalis Ke-73, UI mengusung tema ‘Inovasi untuk Indonesia Unggul’ sebagai wujud keseriusan peran akademisi dalam memberikan kontribusi bagi Indonesia,” ujarnya.
Dikatakan, perguruan tinggi dituntut untuk tidak hanya menjadi produsen artikel di jurnal ilmiah, tetapi juga harus mampu melihat dampak penelitian, peluang policy action, serta engagement dengan mitra industri, pemerintah, dan masyarakat.
“Oleh karena itu, hasil penelitian harus diwujudkan dalam bentuk produk yang dapat dihilirisasi sehingga manfaatnya dapat dirasakan oleh secara masif masyarakat,” katanya.
Sejauh ini, terdapat 33 produk inovasi yang sudah dilisensikan kepada industri untuk diproduksi dan dikomersialkan. Dari 33 produk tersebut, 20 di antaranya merupakan produk kesehatan, tujuh rekayasa keteknikan, tiga inovasi bidang sosial humaniora, dua dari bidang pangan, dan satu bidang pertahanan dan keamanan.
“Mitra-mitra yang sudah memproduksi produk inovasi UI tersebar di berbagai wilayah, yaitu 13 mitra di Jawa Barat, enam mitra di DKI Jakarta, tiga mitra di Jawa Timur, dua mitra di Jawa Tengah, dan satu mitra di Banten. Beberapa produk yang dilisensikan menghasilkan royalti ratusan juta rupiah ke UI yang akan disalurkan kepada peneliti pada 2023 Produk-produk karya sivitas UI sudah dikomersialkan melalui e-katalog Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) sebagai produk unggulan hasil inovasi Perguruan Tinggi,” ujarnya.
Produk-produk yang telah secara masif diproduksi dan digunakan oleh masyarakat, antara lain Covent 20 (Ventilator Darurat), Swab Stick (bahan habis pakai untuk tes PCR), Implan Mata, Propolis (suplemen kesehatan dari bahan dasar madu), dan DBD Kit (alat deteksi cepat demam berdarah).
Pada 2022, UI telah merima royalti dari CV Bartec Utama Mandiri atas hasil penjualan Ventilator Covent-20 dengan total royalti mencapai Rp186.260.000,00 atau sekitar sepertiga dari biaya investasi awal UI kepada CV Bartec Utama. Ventilator dengan harga bersaing dan kualitas baik inimerupakan produk inovasi alat kesehatan hasil kolaborasi peneliti UI dari Fakultas Teknik (FT), Fakultas Kedokteran (FK), serta Direktorat Inovasi dan Science Techno Park (DISTP).
Selain itu, UI juga melisensikan berbagai produk inovasi dalam bentuk jasa layanan edukasi. Beberapa di antaranya adalah UKMIndonesia.id sebagai layanan edukasi bagi usaha kecil dan menengah (UKM) dan dibimbing.id sebagai platform belajar daring. Produk-produk ini telah dipasarkan secara massal dan rentang pendapatan perusahaansebagai dampak penjualannya berkisar 3–14 milyar rupiah untuk masing-masing produk.
“Atas capaian ini, UI berkomitmen untuk terus mendorong para peneliti, khususnya sivitas akademika UI, agar menghasilkan produk inovasi dalam negeri dengan harga dan kualitas terbaik yang bermanfaat bagi masyarakat luas,” pungkasnya.
Editor : Rinna Ratna Purnama
Artikel Terkait