Asal Usul Nama Depok

TIm iNews
Ilustrasi Kota Depok. Foto: Okezone

DEPOK, iNews.id - Kota Depok berbatasan langsung dengan ibukota negara DKI Jakarta. Depok menjadi wilayah penyangga, yang merupakan kota pemukiman, kota pendidikan, pusat pelayanan perdagangan dan jasa, kota pariwisata, serta kota resapan air.

Sejarah Depok sudah ada sejak jaman Kerajaan Padjajaran tahun 1020-1579 M. Namanya berasal dari sebutan istilah pribumi asli yakni ‘deprok’ yang artinya duduk santai ala melayu.

Penamaan tersebut tidak terlepas dari perjalanan Prabu Siliwangi yang singgah di kawasan Beji. Keindahan dan keasrian Depok membuat Prabu Siliwangi ngedeprok di kawasan yang tidak jauh dari Sungai Ciliwung.

Selain itu, Sultan Ageng Tirtayasa dan Pangeran Purba dari Kesultanan Banten saat melakukan perjalanan ke Cirebon menggunakan jalur yang melintasi kawasan Depok dan sempat menetap di Beji.

Pengikut Pangeran Purba, Embah Raden Wujud tidak melanjutkan Cirebon, kemudian menetap dan mendirikan padepokan untuk menyebarkan agama Islam. Padepokan ini berkembang menjadi sebuah perkampungan, yang oleh Kesultanan Banten disebut Depok atau Padepokan.  

Padepokan berarti tempat tinggal atau kampung halaman. Kata Padepokan pun bisa diartikan sebagai tempat pendidikan, seperti pesantren.

Kisah Depok juga tidak terlepas dari sejarah penjajahan Belanda di Indonesia. Berdasarkan dokumen Bataviaasch Niewsblad tahun 1929, pejabat VOC Cornelis Chastelein membeli lahan di Mampang dan Depok Lama yang dipergunakan untuk perkebunan pada tahun 1696.

Cornelis juga menyebarluaskan agama Kristen kepada para pekerjanya, lewat sebuah Padepokan Kristiani. Nama Depok disebut-sebut merupakan singkatan dari “De Eereste Protestantse Organisatie van Kristenen,” artinya jemaat Kristen yang pertama. Akronim tersebut muncul pada tahun 1950-an di kalangan masyarakat Depok yang tinggal di Belanda.

Banyak peninggalan-peninggalan Cornelis Chastelein yang merupakan Presiden Depok waktu itu, seperti gedung. Hingga kini, masih berdiri kokoh bangunan-bangunan tua peninggalan Belanda seperti rumah tinggal berarsitektur kolonial, gereja protestan tua, pemakaman, dan jembatan.

Bangunan tersebut menjadi saksi perjalanan Kota Depok, yang menginjak usia ke 300 tahun jika merujuk pada perayaan keagamaan Jemaat Masehi Depok oleh orang-orang asli Depok.

Peninggalan Cornelis Chastelein tersebar di dua kelurahan di Depok, yakni Kelurahan Depok dan Pancoran Mas. Mayorita berada di sekitar Kelurahan Depok, yakni di Jl Pemuda yang dulunya bernama Kerk Straat atau Jalan Gereja. Di kawasan ini aura kolonial masih terasa.

Bangunan-bangunan tua juga banyak ditemui di Jalan Kamboja, Jalan Flamboyan, Jalan Melati, dan Jalan Kenanga. Keberadaan rumah tinggal tua cenderung berdekatan sangat mencirikan Depok Lama menjadi pusat Kota Depok masa itu. 

Editor : Kartika Indah Kusumawardhani

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network