Berkat Ide Jualan Kopi di Bajaj, Mantan Pengamen Raih Omzet hingga Rp6 Juta Per Hari

Poppy Indah
Berkat Ide Jualan Kopi di Bajaj, Mantan Pengamen Raih Omzet hingga Rp6 Juta Per Hari. Foto: Instagram

DEPOK, iNewsDepok.id - Di tengah-tengah maraknya kedai kopi di berbagai kota di Indonesia, mantan pengamen ini memiliki inovasi berjualan kopi di bajaj. Dari berjualan kopi di bajaj omzet yang diperoleh mencapai Rp4 juta hingga Rp6 juta per harinya.

Pasangan suami istri Ipan dan Dita membuka usaha kedai kopi di sebuah bajaj yang diberi nama Bajaj Kopi Steet. Mereka membuka usaha di Jalan Teuku Umar, Bandung, Jawa Barat, dari pukul 18.00 WIB hingga dirinya merasa lelah.

Ipan mengungkapkan awal mula ia tertarik membuka bisnis tersebut karena memiliki kendaraan bajaj. Sebelumnya kendaraan tersebut biasanya hanya digunakan untuk bepergian saja.

"Kepikiran pakai bajaj itu, karena saya sering berpergian menggunakan vespa dan bajaj. Kemudian, setelah dipikir-pikir jika hanya untuk berpergian dan nongkrong doang pasti akan mengeluarkan biaya untuk bensin maupun onderdil lainnya," ujar Ipan, seperti dikutip dari YouTube Kepo Bisnis pada Sabtu (14/1/2023). 

Dari situ Ipan berpikir bagaimana caranya agar bisa nongkrong tetapi mendapatkan uang tambahan.

“Ya sudah dibuat foodtruck (Bajaj Street Kopi) saja," aku Ipan.

Sebelumnya, Ipan telah melakukan riset ke berbagai daerah mengenai konsep berjualan kopi menggunakan bajaj. Di samping itu, Ipan juga memiliki pengalaman pernah bekerja di salah satu coffee shop di wilayah Bandung.

Dari pengalaman tersebut Ipan belajar mengenai dunia perkopian dan pelayanan kepada pelanggan. Selain itu, dia juga mengumpulkan berbagai kebutuhan usahanya. 

"Dari uang tersebut saya kumpulkan buat beli perlengkapan kopi. Jadi pas waktu jualan itu sudah ada," ucapnya.

Dalam menjalankan bisnisnya, selalu ada pasang surut. Ipan mengatakan pernah mengalami kondisi di mana tidak ada pembeli sama sekali. Oleh sebab itu, dia pernah mencari rezeki dengan mengamen di jalan. 

Namun, dengan tekad yang kuat akan kepercayaannya kepada sang pencipta bahwa rejeki sudah ada yang mengatur, Ipan kembali bersemangat untuk membangkitkan usahanya tersebut. 

"Tapi hampir bajaj ini bubar di tahun kedua, karena tidak ada yang beli, sehingga tidak punya uang. Setelah itu, saya ngamen dulu. Dari situ kemudian saya berpikir cari uang itu susah. Masa bajaj ini harus bubar? Kemudian saya bangkit lagi," tuturnya.

Ipan mengakui kondisi terpuruk yang dialami usaha karena ketidakmampuan dirinya dalam mengatur keuntungan dari hasil penjualannya. 

"Dulu, ketika mendapatkan uang, ya pikiran saya buat main saja. Mangkanya hampir bubar, jadi tidak memikirkan kelanjutan dari bisnisnya. Oleh sebab itu, kita harus konsisten dalam berjualan dan jangan lupa berdoa," pungkasnya.

Editor : Kartika Indah Kusumawardhani

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network