JAKARTA, iNewsDepok.id - Presiden Rusia Vladimir Putin telah menginstruksikan menteri pertahanannya, Sergei Shoigu, untuk memperkenalkan gencatan senjata 36 jam di sepanjang jalur kontak di Ukraina dari Jumat siang hingga tengah malam 7 Januari agar pasukannya dapat merayakan misa hari Natal.
Pengumuman ini datang beberapa jam setelah kepala gereja Ortodoks Rusia, Patriark Kirill, menyerukan gencatan senjata Natal di Ukraina.
Putin juga meminta Ukraina untuk mengumumkan gencatan senjata agar mereka dapat menghadiri kebaktian gereja, namun presiden Volodymyr Zelensky menolak. Ia beranggapan Putin berniat menghentikan kemajuan militer Ukraina.
Penasihat utama presiden Ukraina, Mykhailo Podolyak, mengecam pengumuman gencatan senjata Rusia melalui cuitannya pada Kamis (5/1/2023) waktu setempat, menyebutnya sebagai kemunafikan.
Ia menuntut agar pasukan Rusia meninggalkan wilayah pendudukan. Baru setelah itu akan ada gencatan senjata sementara.
Oleksiy Danilov, sekretaris dewan keamanan dan pertahanan nasional Ukraina, juga menolak gencatan senjata Rusia. Ia menuding Moskow bersembunyi di balik hari raya Kristen.
"Kebohongan dan kemunafikan. Kami akan menggigit kalian dalam kesunyian nyanyian malam Ukraina," tulisnya di Twitter.
Sekutu barat Ukraina pun menanggapi gencatan senjata Rusia dengan skeptis. Presiden AS, Joe Biden, mengatakan bahwa Putin berusaha mencari oksigen dengan melontarkan gagasan tersebut.
“Saya enggan menanggapi apa pun yang dikatakan Putin. Saya menemukan hal itu menarik. Dia siap mengebom rumah sakit dan ruang anak dan gereja pada tanggal 25 dan tahun baru," ujar Biden.
Sementara Menteri luar negeri Jerman, Annalena Baerbock, mengatakan jika Putin benar-benar menginginkan perdamaian, dia akan membawa pulang tentaranya.
Editor : M Mahfud
Artikel Terkait