Tidak hanya akan mampu mengantisipasi kenaikan harga cabai menjelang lebaran Idul Fitri tahun depan, menanam cabai di pekarangan rumah juga akan mengurangi pengeluaran masyarakat. “Kalau kita distribusikan benih sekarang, sekitar 3 bulan lagi cabai sudah bisa dipanen. Nantinya pengeluaran untuk dapur akan berkurang. Secara makro, kita bisa menjaga agar tidak terjadi inflasi dan pertumbuhan ekonomi tetap berjalan dengan baik,” pungkasnya.
Sehari sebelumnya, yakni pada Rabu (21/12), Moeldoko yang juga merupakan Ketua Umum HKTI mengajak masyarakat di kota Langsa, Provinsi Aceh, untuk menggiatkan kembali kegiatan bercocok tanam padi. Dalam acara Jambore Petani Millennial Se-Aceh itu, Moeldoko dorong para generasi muda untuk terjun dalam sektor pertanian dan beralih ke profesi petani.
Sementara itu, dalam kegiatan tanam cabai ini, Moeldoko menyebut pelibatan pemuda pemudi Kwarnas Pramuka adalah suatu kolaborasi yang besar. Pemuda-pemudi Pramuka ini nantinya akan diterjunkan untuk melakukan pembimbingan dan pengecekan proses tanam cabai masyarakat setiap dua minggu sekali.
“Anak-anak muda butuh latihan kepemimpinan, pengetahuan manajerial dan segala bentuk kegiatan yang bersifat teknis. Mereka adalah calon pemimpin, jadi mereka harus memahami persoalan rakyatnya, memahami persoalan bangsanya. Dari hal-hal kecil seperti ini, secara agregat, mereka bisa jadi pemimpin yang bijak,” imbuh Moeldoko.
Sementara itu, acara pembukaan Pelatihan Pertanian dan Perikanan di Graha Wisata Buperta Cibubur ini turut dihadiri oleh Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka yang juga Direktur Utama Badan Usaha Logistik (Bulog), Komisaris Jenderal Pol (Purn) Budi Waseso.
Ia pun terus memberikan dukungan kepada program-program pemerintah, khususnya dalam hal ini yang terkait dengan isu ketahanan pangan nasional. Kwarnas Pramuka pun siap untuk melibatkan sebanyak 25,27 juta orang anggotanya, yang sebanyak 24,01 juta di antaranya adalah anak muda.
Editor : Sazili MustofaEditor Jakarta
Artikel Terkait