"Pemberian vaksin pada anak diprioritaskan dalam 2 tahun pertama usia anak, karena sistem imun yang lebih rendah dan menyebabkan anak lebih rentan terhadap penyakit menular, terutama yang disebabkan oleh bakteri pneumokokus seperti pneumonia. Vaksinasi pneumonia bagi anak dilakukan sebanyak tiga kali plus satu kali sebagai boosting atau vaksin penguat. Sedangkan untuk dewasa, vaksinasi pneumonia hanya perlu dilakukan sebanyak satu kali,” jelas dr. Allen.
Pada bulan Mei 2022, Badan Pengawas Obat dan Makanan Indonesia (BPOM) memberikan persetujuan bahwa vaksin pneumonia telah dapat diberikan untuk semua rentang usia, mencakup bayi, anak, dan remaja dari usia 6 minggu hingga 17 tahun serta dewasa berusia 18 – 49 tahun.
Ini merupakan tambahan dari penggunaan vaksin yang telah disetujui untuk mencegah pneumonia bagi anak-anak berusia 6 bulan – 5 tahun dan dewasa diatas usia 50 tahun.
Menanggapi potensi pekerja yang rentan terhadap pneumonia, dr. Raymos Parlindungan Hutapea, MKK., Sp.Ok, Subsp.BioKO(K) dari PERDOKI (Perhimpunan Spesialis Kedokteran Okupasi Indonesia) menyampaikan, “Kami memandang penting untuk melindungi kelompok pekerja rentan faktor risiko pneumonia, ini merupakan salah satu penyakit okupasi. Maka pencegahan terhadap pneumonia melalui vaksinasi menjadi krusial, agar pekerja dapat berkarya secara efektif, tanpa risiko yang berarti bagi dirinya, rekan kerja, maupun masyarakat.”
Lebih lanjut dr. Raymos berharap dengan adanya peningkatan derajat kesehatan dan keselamatan pekerja, akan dapat meningkatkan derajat kesehatan produktivitas pekerja.
Menimbang risiko pneumonia yang dapat berdampak terhadap siapa saja dan dimana saja, Agus Benjamin Presiden Direktur Lippo General Insurance yang akrab disapa Pak Ben, menegaskan tentang pentingnya proteksi diri dari risiko pneumonia dari segi kesehatan dan finansial.
Hal kecil untuk hal besar, begitu ucap Pak Ben. "Hidup sehat, olahraga, jalan teratur, makan teratur, istirahat cukup, hal kecil yang kita lakukan namun berdampak besar untuk kesehatan," cetusnya.
"Saya pernah bertemu dengan seseorang yang tetap sehat meski umurnya 90 tahun. Saya tanya rahasianya, dia mengatakan sebelum usia 40 tahun, lakukan pola hidup sehat. Nah, berkaitan dengan pneumonia, kita harus lakukan pola hidup sehat. Vaksin juga sebagai upaya terbaik untuk mencegah biaya yang lebih besar," tandas Pak Ben.
Hadir secara online (12/11/2022), dr. Prima Yosephine, MKM., Plt. Direktur Pengelolaan Imunisasi Kemenkes yang mengatakan bahwa besarnya angka kematian yang ditimbulkan, membuat pneumonia disebut juga sebagai pandemi yang terlupakan atau "the forgotten pandemic".
dr. Prima juga mengatakan beberapa hal yang sudah dilakukan pemerintah. "Untuk pencegahan penyakit pneumonia yang disebabkan oleh hemofilus influenza tipe B sudah dilakukan di Indonesia dengan mengintroduksi vaksin HI-B yang dikombinasikan dengan vaksin DPT HB sehingga pemberiannya dalam bentuk vaksin DPT HB ke dalam Program Imunisasi Nasional, dan sudah dilaksanakan sejak 2013. Menjadi lebih efektif bila dibarengi dengan pemberian imunisasi pneumokokus konjugasi atau PCV. Vaksin pneumonia penting diberikan sejak dini, sejak bayi berusia dua bulan, diberikan sebanyak tiga kali. Pemberian vaksin PCV untuk anak-anak ini juga sudah dimasukkan dalam Program Imunisasi Nasional, dan sudah diluncurkan secara resmi oleh Menteri Kesehatan pada 12 September 2022 lalu," paparnya.
Bambang Chriswanto, Policy and Public Affairs Director PT Pfizer Indonesia menyampaikan rasa terima kasih atas partisipasi rekan-rekan media dan kembali menegaskan komitmen PT Pfizer Indonesia dalam mengadakan berbagai program kegiatan untuk kesadaran dan pemahaman tentang pneumonia secara online maupun offline, baik untuk para profesional kesehatan maupun masyarakat umum.
"Penandatanganan MOU semalam antara PT Pfizer Indonesia dengan penyedia layanan kesehatan Prodia, juga merupakan salah satu bentuk komitmen kami," tutupnya.
Editor : M Mahfud
Artikel Terkait