Jawa Timur, iNews.id - Sebanyak 2.970 rumah warga Lumajang, Jawa Timur dan 13 fasilitas umum seperti jembatan, sekolah, dan tempat ibadah rusak diterjang awan panas saat erupsi Gunung Semeru pada Sabtu (4/12/2021). Hal tersebut diungkapkan Kepala Bidang Kesiapsiagaan dan Logistik BPBD Lumajang, Wawan Hadi Siswono, di Lumajang, Minggu (5/12/2021) malam.
Salah satu fasilitas umum yang mengalami rusak parah akibat awan panas guguran Gunung Semeru adalah jembatan Gladak Perak. Jembatan yang merupakan jalur utama arah Lumajang - Malang lewat selatan terputus total.
Hal tersebut mengakibatkan warga di Kecamatan Pronojiwo dan Tempursari terisolasi. Tidak ada akses jalan lagi menuju Kota Lumajang.
“Akses jalan menuju lokasi pengungsi masih tertutup hujan yang disertai abu vulkanik Gunung Semeru yang masih cukup tebal," kata Wawan.
Sementara itu, ribuan warga di Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo dan Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro mengungsi ke masjid, sekolah dan kantor desa serta di titik-titik yang dianggap aman.
Wawan mengatakan Dapur Umum sudah berdiri di Balai Desa Penanggal yang dikomando oleh PMI dan di Balai Desa Sumberwuluh oleh Tagana Dinsos/
Sebagai informasi, pada Minggu pukul 10.09 WIB terekam getaran banjir amplitudo maksimal 37 mm. Kemudian pukul 10.40 WIB terekam getaran banjir amplitudo maksimal 20 mm pada seismograf Pos Pantau Gunung Semeru di Gunung Sawur.
"Kegiatan difokuskan pada evakuasi korban dan sub Posko bantuan juga pengungsi. Pencarian dan evakuasi korban dampak awan panas guguran menggunakan alat berat/emulator di Kebondeli Selatan," ujarnya.
Mengenai korban meninggal, berdasarkan data terakhir ada 14 jiwa yang meninggal dunia. Sementara korban luka 69 orang yang telah mendapat perawatan di beberapa puskesmas dan rumah sakit di Lumajang.
Editor : Kartika Indah Kusumawardhani
Artikel Terkait