DEPOK, iNews.id – Otak menjadi sumber daya penting dalam kemajuan manusia. Indonesia sendiri sejauh ini masih terhimpit dalam persaingan global dan lebih berperan sebagai negara importir produk teknologi. Untuk mengejar ketertinggalan, negeri ini sudah saatnya menerapkan neuroteknologi demi mengangkat kualitas SDM.
Konsultan Departemen Saraf RSPAD Gatot Subroto, Dr. dr. Tugas Ratmono, Sp.S menyatakan otak adalah pusat pengaturan tubuh manusia. Otaklah yang membuat manusia bisa berpikir logis yang diatur otak sebelah kiri dan berpikir imajinasi dikelola otak sisi kanan.
Bahkan perasaan, budi pekerti, dan tingkah laku serta bagaimana bersosialisasi dengan sesama juga diatur otak.
“Sampai perasaan pun diatur otak. Orang awam mengatakan di hati, tetapi sebenarnya otaklah yang mengatur perasaan,” kata dokter yang meraih gelar spesialis saraf FK UI tersebut kepada iNews, Minggu (5/12/2021).
Otak yang baik akan membuat manusia memiliki perilaku yang baik. Demikian pula sebaliknya.
“Maka sudah tentu kualitas otak yang baik pada warganya akan membuat sebuah bangsa mengalami kemajuan,” cetusnya.
Tugas Ratmono melihat sejauh ini Indonesia belum menjadikan neurologi sebagai ilmu penting untuk meningkatkan kualitas SDM.
“Neurologi di Indonesia lebih berkembang pada bidang pelayanan yang lebih fokus mengobati gangguan neurologi seperti stroke,” kata konsultan Departemen Saraf RSPAD Gatot Subroto.
Padahal neurologi bisa diterapkan untuk menjaga dan meningkatkan kualitas otak sebagai elemen kemajuan manusia. Parameter kualitas otak sudah bisa dideteksi dengan alat neuroteknologi.
“Quantitative Electroenchephalography bisa mengukur gelombang frekuensi otak yang bisa diklasifikasikan dari jenis gelombangnya. Itu menggambarkan berbagai fungsi otak itu sendiri,” ujar Tugas Ratmono.
Dari pengukuran Quantitative Electroenchephalography akan terlihat sejauh mana kesehatan otak. Jika terdapat gangguan fungsi otak, bisa dilakukan berbagai terapi seperti neurorestorasi.
“Neurorestorasi untuk mengembalikan fungsi otak menjadi sehat kembali,” terang Tugas Ratmono.
Studi tentang otak sendiri kini berkembang pesat. Cara kerja otak manusia ditiru menjadi teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligent).
“Artificial intelligent itu sebenarnya konsep neurotechnology yang berbasis kerja dari otak,” kata spesialis saraf dari FK UI.
Pengembangan artificial intelligent membuat lompatan kemajuan peradaban manusia. Salah satunya teknologi wireless power communication sehingga dunia virtual bisa hadir seperti sekarang.
“Pada gilirannya studi tentang otak menghasilkan berbagai produk teknologi seperti medsos, dan dunia virtual yang menghasilkan kekayaan ekonomi besar,” jelas Tugas Ratmono.
Editor : Mahfud
Artikel Terkait