DEPOK, iNewsDepok.id - Ada beberapa kebiasan yang menyebabkan seseorang mengalami masalah daya pikir lambat atau istilah banyak orang otak lemot. Sebaiknya kebiasaan-kebiasaan ini dihindari agar tidak mengalami pelemahan otak.
Meski memang seiring bertambahnya usia kemampuan otak cenderung menurun. Lantas apa saja kebiasaan yang membuat otak lemot? Berikut 5 kebiasaan yang membuat daya pikir lambat, seperti dikutip dari Web MD, pada Senin (17/10/2022):
- Makan berlebihan
Makan terlalu banyak atau berlebihan ternyata dapat memengaruhi kemampuan seseorang. Seseorang yang memiliki kebiasaan makan berlebihan mungkin tidak dapat membangun jaringan koneksi yang kuat yang membantu untuk berpikir dan mengingat.
Di samping itu, makan berlebihan terlalu lama juga menyebabkan mengalami kelebihan berat badan yang berbahaya, yang dapat menyebabkan penyakit jantung, diabetes, dan tekanan darah tinggi yang berkaitan dengan masalah otak dan Alzheimer.
- Makan terlalu banyak junk food
Bagian otak yang terkait dengan pembelajaran, memori, dan kesehatan mental lebih kecil bagi orang yang kerap mengonsumsi junk food. Untuk itu, agar tak lemot, lebih baik mengonsumsi berries, biji-bijian, kacang-kacangan, dan sayuran berdaun hijau. Selain menjaga fungsi otak, juga memperlambat penurunan mental.
- Kurang gerak
Semakin lama kurang aktivitas, semakin besar kemungkinan seseorang menderita demensia. Selain itu, juga lebih mungkin terkena diabetes, penyakit jantung, dan tekanan darah tinggi, yang mungkin terkait dengan Alzheimer.
- Terlalu banyak merokok
Merokok ternyata dapat mempengaruhi volume otak dan menyebabkan otak mengecil. Tentu saja hal itu membuat ingatan lebih buruk dan membuat dua kali lebih mungkin terkena demensia, termasuk Alzheimer. Di sisi lain, merokok juga menyebabkan penyakit jantung, diabetes, stroke, dan tekanan darah tinggi.
- Terlalu banyak waktu sendiri
Manusia sebagai makhluk sosial tentunya memiliki kodrat untuk terus berinteraksi sosial. Orang-orang yang tinggi sosialisasi bahkan hanya dengan beberapa teman dekat tampak lebih bahagia dan lebih produktif. Mereka juga cenderung tidak menderita penurunan otak atau lemot dan Alzheimer.
Editor : Kartika Indah Kusumawardhani
Artikel Terkait