JAKARTA, iNewsDepok.id - Untuk keenam kalinya, Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia (Lemhannas RI) menyelenggarakan Jakarta Geopolitical Forum (JGF) pada Rabu dan Kamis, 24 dan 25 Agustus 2022 dengan menghadirkan para ahli geopolitik dari berbagai negara.
Tahun ini, the 6th Jakarta Geopolitical Forum mengangkat tema “Geomaritime: Chasing the Future of Global Stability” secara hibrida.
Selain tema besar tersebut, terdapat tiga sub tema pada setiap sesi kegiatan, yaitu:
(1) Maritime defense and security in dynamic uncertainties;
(2) Geomaritime political economy: generating growth, sustaining resource, and gaining power; dan
(3) Advancing maritime technology in geo-strategic context.
Ada 11 Narasumber terkemuka dari lima negara yang diundang menjadi pemateri JGF kali ini antara lain, Amerika Serikat, Rusia, Australia, Singapura, dan Indonesia.
Forum internasional ini bertujuan untuk menciptakan desain tata kelola hubungan antar aktor geopolitik dalam mencapai keseimbangan kekuatan yang menjadi terbentuknya stabilitas global, khususnya masa depan geopolitik Indonesia dan dunia.
“Tujuannya adalah membantu untuk lebih memahami apa yang disebut sebagai konektivitas global,” kata Gubernur Lemhannas RI, Andi Widjajanto saat pembukaan The 6th Jakarta Geopolitical Forum di Jakarta (24/8).
Lemhannas RI sejak didirikan Presiden Ir. Soekarno tanggal 20 Mei 1965 memiliki mandat menjadi sekolah geopolitik.
Untuk jalankan amanat tersebut, Lemhannas pada 2022 ini selenggarakan The 6th Jakarta Geopolitical Forum yang mengangkat tema “Geomaritime: Chasing the Future of Global Stability”.
Tema geomaritim sangat relevan saat ini sebab wilayah maritim diprediksi akan menjadi arena persaingan utama antar negara, bahkan semakin mendekat dengan Indonesia.
Lemhannas RI menilai dinamika ini sangat menarik untuk dicermati.
“Khusus untuk tahun ini tema yang kami angkat adalah tentang geomaritim dengan kesadaran bahwa pertarungan geopolitik di depan akan semakin dekat ke kita, karena akan terjadi di kawasan Asia Timur dan akan menggunakan maritim, laut, samudera sebagai sarana wadah pertarungannya,” kata Gubernur Andi Widjajanto.
Menurut Gubernur Andi Widjajanto, yang terjadi hari ini, konektivitas memunculkan patahan-patahan global.
"Dan sejak Februari 2022, patahannya semakin keras karena ada pertarungan Amerika Serikat – Rusia, akibat terjadinya krisis di Ukraina,” tandas Gubernur Andi Widjajanto.
Sehingga, selagi kompetisi kekuatan tetap berlangsung pada isu-isu kemaritiman, masa depan geomaritim tentu sangat relevan untuk dibicarakan.
Salah satu yang ingin dikontribusikan oleh Lemhannas melalui Jakarta Geopolitical Forum 2022 ini adalah mencari solusi agar patahan patahan itu tidak semakin besar.
“Patahan-patahan itu kami harapkan bisa kembali tersambung satu sama lain, sehingga era Geopolitik 5 kembali diperkuat menjadi satu konektivitas global, satu infrastruktur global, satu rantai pasok global,” kata Gubernur Lemhannas RI Andi Widjajanto.
Untuk itu, di forum JGF ini akan dibahas secara komprehensif, mulai dari sisi pertahanan, sisi keamanan, sisi teknologi, juga sisi ekonomi maritim.
“Diharapkan, dengan diskusi akademik yang bebas, kita akan didampingi, kita juga akan ditemani oleh pakar-pakar dari beberapa negara. Seperti dari Amerika Serikat, Australia, dan Singapura. Secara khusus kami juga mengundang dari Rusia, yang diharapkan bisa membuat Indonesia, terutama kami di Lemhannas memiliki sentuhan-sentuhan interaksi komunitas epistemic global yang akan memperkaya, memperdalam kajian-kajian kami ke depan,” lanjut Gubernur Andi.
Diharapkan, dengan mengangkat tema geomaritim, dengan mengangkat proyeksi untuk menciptakan stabilitas global ke depan, acara yang dilakukan oleh Lemhannas hari ini bisa menjadi kontribusi akademik bagi Lemhannas untuk betul-betul menguatkan kapasitas Indonesia untuk berperan lebih dalam.
Editor : M Mahfud
Artikel Terkait