BOGOR, iNewsDepok.id – Beberapa waktu yang lalu, Polda Metro Jaya telah menangkap tersangka berinisial SDS (51) pengekspor biji koka (bahan dasar kokain), di Bandara Soekarno Hatta.
SDS mengaku jika biji koka yang diekspornya didapat dari Kebun Raya Bogor, Kota Bogor, Jawa Barat.
Berdasarkan informasi tersebut, Satnarkoba Polresta Bogor Kota memeriksa kebenaran informasi tersebut dengan melakukan pengecekan ke Kebun Raya Bogor, Jawa Barat.
"Menanggapi pernyataan tersangka pengekspor biji koka yang berinisial SDS yang diamankan oleh Polda Metro Jaya di Bandara Soekarno-Hatta, yang mengatakan bahwa biji koka (bahan dasar kokain) didapat salah satunya dari Kebun Raya Bogor. Maka kita lakukan penyelidikan keberadaan tanaman biji koka di Kebun Raya Bogor," kata Kasat Narkoba Polresta Bogor Kota Kompol Agus Susanto dalam keterangannya, Selasa (9/8/2022).
Agus menjelaskan penelusuran dilakukan di Kebun Raya Bogor pada Senin (8/8/2022) siang. Pihaknya berkoordinasi dan didampingi oleh petugas bagian koleksi dan pembibitan di Kebun Raya Bogor.
Agus mengungkapkan, bahwa dari hasil penelusuran tidak ditemukan tanaman koka Erythroxylum asal Amerika Selatan yang disebut sebagai penghasil biji koka bahan dasar kokain.
"Tanaman koka Erythroxylum (penghasil biji koka bahan dasar kokain) yang berasal dari Amerika Selatan tidak ada di Kebon Raya Bogor," ucap Agus dalam keterangannya.
Pihak Kebun Raya Bogor menyebut hanya memiliki koleksi tanaman yang jenisnya satu keluarga atau satu famili dengan Erythroxylum koka yang disebut-sebut sebagai bahan dasar kokain.
"Dijelaskan dan sambil diperlihatkan, bahwa di Kebun Raya hanya mempunyai tanaman yang bernama Erythroxylum novogranatense (Amerika Selatan) dan Erythroxylum cuneatum (lokal Indonesia) memang ada di Kebon Raya Bogor, masing-masing ada satu pohon, yang merupakan sejenis dengan tanaman Erythroxylum Koka," ungkap Agus dalam keterangannya.
Agus menambahkan, dari dua pohon koleksi Kebun Raya Bogor tersebut hanya tersisa satu jenis, yakni Erythroxylum cuneatum yang merupakan tanaman lokal Indonesia.
Sementara tanaman Erythroxylum novogranatense yang berasal dari Amerika Selatan kondisinya telah dinyatakan mati pada 02 Agustus 2022.
Editor : Mahfud
Artikel Terkait