"Seperti teman-teman ketahui, aku sempat jatuh sejatuh-jatuhnya saat kehilangan suamiku Ashraf Sinclair. Sosok yang sangat support menjadikan diri aku yang kemarin. Aku berusaha bertahan dan bangkit. Dari tahun 2020, terjatuh, merangkak, berdiri, dan melangkah lagi. Perjalanan perjuangan menemukan diri lagi dengan mindset yang berubah. Dengan segala perjalanan itu, kini aku siap mengatakan, inilah diriku yang baru," tandas BCL.
Selama ini, Unge biasa ia disapa, terus mendedikasikan diri terhadap musiknya dengan menghadirkan pertunjukan dari rumah dan terus merilis single baru, mendobrak semua tantangan yang dihadapinya dan terus mekar bersemi (Blossom).
Kini, dengan dibukanya kembali perbatasan antara Indonesia dan Singapura, BCL pun siap untuk melangkah ke tahap selanjutnya.
Dia memilih untuk mengadakan konser internasional pertamanya dalam suasana yang dekat dengan para audiens agar dapat berinteraksi lebih jauh dengan seluruh penggemarnya dan menggambarkan perjalanan dirinya dengan lebih baik.
Turut bergabung dalam konser ini untuk menciptakan pengalaman yang spektakuler dan menyentuh bagi penonton Bunga Citra Lestari tak lain adalah Ronald Steven sebagai music director yang mengaransemen lagu-lagu populernya, Hagai Pakan sebagai creative director, Hamada Abdool sebagai choreographer, dan seniman visual Isha Hening.
Bersama-sama, kolaborasi ini menciptakan pengalaman roller-coaster yang akan membawa penggemar BCL dalam perjalanan evolusinya selama bertahun-tahun, dan perjalanannya untuk terus bersemi.
Editor : M Mahfud
Artikel Terkait
