Boikot Akademik Terbesar Sepanjang Sejarah Dunia, Kampus Eropa Kompak Isolasi Israel
Banyak universitas kini memasukkan klausul baru yang secara eksplisit menolak kerja sama dengan institusi yang berkaitan dengan militer atau kebijakan penindasan.
Horizon Eropa, program riset paling prestisius Uni Eropa, menjadi salah satu jalur pendanaan paling vital bagi peneliti Israel.
Hibah untuk akademisi Israel menurun tajam pada 2025, banyak proposal Israel tersingkir karena tidak lagi memiliki mitra Eropa, beberapa konsorsium internasional secara terbuka menghapus nama lembaga Israel untuk menghindari risiko penolakan pendanaan.
Ini menandai pukulan strategis, tanpa Horizon Eropa, posisi Israel dalam jaringan riset global dapat merosot drastis.
Selain pemutusan hubungan institusional, akademisi Israel juga menghadapi pengucilan personal.
Laporan mencatat 57 persen kasus boikot berdampak langsung pada individu, mulai dari dikeluarkan dari kelompok riset, hingga ditolak ikut konferensi dan proyek kolaborasi internasional.
Sementara itu 22 persen berupa boikot institusional, 7 persen oleh asosiasi profesi, 14 persen berupa penghentian program internasional seperti pertukaran mahasiswa dan postdoctorate fellowship.
Ini menandakan bahwa boikot telah menyebar ke semua level mulai dari personal, profesional, kelembagaan, dan internasional.
Tim pemantau menilai tren boikot ini dapat mendorong pendidikan tinggi Israel menuju isolasi berbahaya. Jika dibiarkan, reputasi global universitas-universitas Israel dapat merosot dalam waktu singkat.
Ketergantungan tinggi pada jaringan riset luar negeri membuat Israel sangat rentan. Tanpa kolaborasi internasional, kualitas riset dan kemampuan inovasi jangka panjang bisa terancam.
Editor : M Mahfud