get app
inews
Aa Text
Read Next : Program Jerami Jadi Media Tanam untuk Petani, Pertamina JBB Raih Rekor MURI

Hujan Sepanjang Tahun, Infeksi Jamur Paru di Indonesia Makin Berbahaya

Jum'at, 03 Oktober 2025 | 22:48 WIB
header img
Pusat Mikosis Paru Indonesia dan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) menggelar acara Mycology Workshop for Early Diagnosis of Invasive Fungal Invections & Antigungal Stewardships (Mycofast). Foto:Ist

JAKARTA, iNews Depok.id - Indonesia menghadapi bulan-bulan basah sepanjang tahun akibat hujan terus menerus. Kelembaban yang tinggi membuat infeksi jamur paru dan jamur lainnya semakin berbahaya. 

Hal tersebut menjadi perhatian Pusat Mikosis Paru Indonesia dan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI). Mereka tengah memperingati Fungal Diseases Awareness Week (FDAW) 2025 lewat acara Mycology Workshop for Early Diagnosis of Invasive Fungal Invections & Antigungal Stewardships (Mycofast). 

Para pakar nasional dan internasional berbagi wawasan antara lain Prof. dr. Evy Yunihastuti, Prof. dr. Erlina Burhan, Prof. dr. Anna Rozaliyani, Prof. Dr. Rita Oladele, dan Prof. Dr. David Denning. 

Juga tampil Dr. Dedi Herman, SpP(K), FISR, FCCP, Ketua Kelompok Kerja Mikosis Paru & PTLD, Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. 

"Perubahan iklim memperluas habitat jamur ke wilayah tropis dan subtropis, termasuk Asia Tenggara," simpul kegiatan Mycofast seperti dikutip iNews Depok (3/10/2025). 

Para ahli merujuk laporan Lancet Countdown on Health & Climate Change 2024 yang menegaskan perubahan pola iklim meningkatkan risiko zoonotic fungal spillover dan memperburuk beban penyakit jamur di negara berpendapatan menengah.

Indonesia sendiri menghadapi tantangan serius dalam penanganan penyakit jamur, mulai dari keterlambatan diagnosis, terbatasnya akses pemeriksaan laboratorium mikologi, hingga keterbatasan terapi antifungal yang rasional dan berkesinambungan.

"Infeksi jamur paru atau mikosis paru masih sering terlambat diketahui sehingga belum mendapat pengobatan memadai," kata dr. Anna Rozaliyani. 

Menurut dr. Anna, tema global tahun ini, “Think Fungus, Save Lives”, relevan dengan kondisi Indonesia yang menghadapi komplikasi penyakit jamur paru yang sering tidak terdiagnosis, terutama pada pasien tuberkulosis (TB). 

"Tema ini sejalan dengan tema World Lung Day 2025: 'Paru Sehat, Hidup Sehat," imbuhnya

Sehubungan dengan hal di atas, Pusat Mikosis Paru Indonesia bekerja sama dengan Kelompok Kerja Mikosis Paru & Post-TB Lung Diseases dari Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (Pokja Mikosis Paru & PTLD PDPI) bersama jejaring organisasi profesi kesehatan berkomitmen meningkatkan kesadaran masyarakat dan tenaga medis mengenai bahaya infeksi jamur pada paru melalui kegiatan serial edukasi Mycofast. 

dr. Anna berharap Mycofast bisa meningkatkan kesadaran klinisi dalam mengenali gejala infeksi jamur paru sejak dini.

Kegiatan ini juga memperkuat jejaring nasional dan internasional untuk diagnosis dan tata laksana mikosis paru.

"Mendorong kebijakan kesehatan publik agar akses terhadap diagnostik dan terapi antijamur (OAJ) yang lebih merata di Indonesia," tutur dr Anna. 

Dengan semangat kolaborasi tersebut, dr. Ana berharap 95% kasus infeksi jamur teridentifikasi, 95% mendapat pengobatan yang tepat—guna menekan beban penyakit paru akibat jamur di tingkat nasional maupun internasional.

“Kesehatan Paru untuk Semua hanya dapat tercapai bila kita juga memberi perhatian serius pada penyakit jamur, yang selama ini masih sering tersembunyi atau hidden killer,” pungkas dr. Anna. 

 

Editor : M Mahfud

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut