get app
inews
Aa Text
Read Next : Fakta Mengejutkan! Wanita Lebih Berani Canyoning di Curug Ciampea Bogor, kok Bisa?

Karatan dan Nyaris Roboh, Anak Sekolah Minta Gubernur Dedi Mulyadi Tinjau Jembatan Cigamea Pamijahan

Rabu, 14 Mei 2025 | 11:09 WIB
header img
Karatan dan nyaris roboh, anak sekolah minta Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi (KDM) untuk meninjau jembatan Cigamea Pamijahan Bogor. Foto: iNews Depok/Agus S

BOGOR, iNews Depok.id - Karatan dan nyaris roboh, anak sekolah minta Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi (KDM) untuk meninjau jembatan Cigamea Pamijahan Bogor. 

Di antara hijaunya perbukitan Pamijahan, Kabupaten Bogor, terbentang sebuah ironi. Jembatan Cigamea, yang dibangun dengan harapan menjadi urat nadi penghubung antar desa sejak tahun 2016, kini justru menjelma menjadi mimpi buruk bagi anak-anak yang menggantungkan harapan pendidikannya padanya. 

Satu-satunya akses terdekat menuju sekolah itu kini berdiri rapuh, dengan rangka besi penopang yang keropos dan pegangan jembatan yang berkarat ditambah kondisi jembatan yang sudah melengkung siap mengintai keselamatan setiap pelajar maupun warga yang melintas.

Jembatan yang menghubungkan Desa Gunung Picung dan Desa Gunung Sari ini bukan sekadar jalur biasa. Jembatan ini adalah harapan, adalah waktu yang berharga bagi para petani untuk menggapai pasar dan terutama, bagi para pelajar untuk menimba ilmu. 

Namun, kondisi memprihatinkan ini bukan cerita baru. Jembatan ini bahkan telah menelan korban, menambah kelam catatan infrastruktur yang seharusnya menjadi penunjang kehidupan.

Muhammad Rahi, seorang warga Parakan Sagu, Desa Gunung Picung, dengan nada khawatir menuturkan betapa vitalnya jembatan ini, terutama pasca kebijakan larangan penggunaan kendaraan bermotor bagi pelajar. 

"Yang terpenting untuk anak sekolah. Jembatan ini sebagai akses satu-satunya jalan terdekat," ujarnya, Selasa (13/05/2025).

Tanpa jembatan Cigamea, waktu tempuh ke sekolah akan lebih jauh, dari hanya 15 menit menjadi satu jam perjalanan melelahkan. 

"Kalau lewat jembatan waktu sampai ke sekolah 15 menit, tetapi kalau lewat jalan raya bisa 1 jam baru sampai sekolah," lanjut Rahi. 

Sejarah mencatat, sebelum jembatan besi ini berdiri, warga mengandalkan jembatan bambu yang tak berdaya diterjang arus sungai, hingga dua kali hanyut. Jembatan yang ada saat ini, dibangun sekitar tahun 2016, kini bernasib serupa, menanti sentuhan perbaikan sebelum benar-benar ambruk.

Di tengah ketidakpastian ini, suara polos seorang anak sekolah yang sering melintasi jembatan itu menyayat hati. Dengan harapan besar, ia menitipkan pesan sederhana namun penuh makna

"Pak Dedi Mulyadi tolong kemari, perbaiki jembatan ini!" kata Boy, anak sekolah yang sehari-hari melewati jembatan Cigamea. 

Harapan untuk perbaikan jembatan ini telah lama disampaikan melalui pengajuan di tingkat desa, namun hingga kini belum membuahkan hasil. 

Warga Desa Gunung Sari dan Gunung Picung berharap, Pemerintah Kabupaten Bogor segera bertindak memperbaiki Jembatan Cigamea sebelum terjadi korban. 

Editor : M Mahfud

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut