Dari Keresahan Pribadi Hingga Panggung London: Kisah taza. Bawa Modest Fashion Indonesia ke Dunia
JAKARTA, iNews Depok.id - Awal tahun 2024 menjadi titik balik bagi Ashila Ramadhani. Memutuskan untuk berhijab syar'i, ia menghadapi masalah kulit akibat keringat.
Sulitnya mencari abaya yang nyaman dan menyerap keringat di pasaran, mendorongnya untuk mencari alternatif di media sosial.
"Saya menemukan beberapa ukhti yang memakai abaya dengan bahan yang sepertinya nyaman," kenang Ashila. Namun, sebagian besar penjualnya berasal dari Rusia dan Inggris, dan respons yang diberikan pun tidak memuaskan. "Hanya ketika saya menggunakan bahasa Rusia, mereka akhirnya membalas," tambah Ashila di acara taza. Exclusive Gathering: Unveiling The Unfeigned Collection, From Ayah to London, Jumat 28 Februari 2025 di Bale Nusa, Pakubuwono, Jakarta Selatan.
Beruntung, teman kuliahnya di Moskow membantu proses pembelian, dan ternyata abaya tersebut sangat cocok. Dari situ, Ashila berpikir, "Kenapa tidak membuat sendiri saja?"
Melihat potensi pasar yang belum tergarap, Ashila mulai mencari bahan dan model yang sesuai. Ia memberanikan diri untuk meluncurkan koleksi pertamanya di sebuah halal fair, dan antusiasme yang didapat sangat tinggi. "Saya ingin menghadirkan sesuatu yang youthful dengan bahan yang berkualitas," ujarnya.
Perjalanan "Ayah to London" yang Penuh Makna
Menghadirkan brand dengan nama taza. yang diambil dari nama salah satu kota di Maroko yang artinya fresh/penyegaran, perjalanan taza. tidak hanya tentang bisnis, tetapi juga tentang misi untuk memudahkan para Muslimah di seluruh dunia mendapatkan pakaian syar'i yang berkualitas. "Di Eropa, permintaan akan pakaian syar'i sangat tinggi. Mereka bahkan rela antre panjang untuk mendapatkannya," jelas Ashila.
Keikutsertaan taza. di London Muslim Shopping Festival (LMSF) 2025 menjadi langkah besar untuk mewujudkan misi tersebut. "Ini bukan hanya tentang branding, tetapi juga tentang membantu sesama dan berdakwah," ungkapnya.
Perjalanan ke London ini memiliki makna yang sangat mendalam bagi Ashila. "Ayah selalu mendukung saya. Bahkan saat di rumah sakit, beliau masih membicarakan tentang ini," kenangnya. "Ke London ini untuk ayah, saya ingin membawanya ke sana," tutur Ashila dengan mata berkaca-kaca.
Ayahnya adalah seorang seniman lukis yang selalu menjunjung tinggi ketulusan dan kebaikan. "Dari diary ayah, saya belajar bahwa setiap kesulitan adalah pelajaran untuk diri sendiri dan mendekatkan diri kepada Allah," ujar Ashila. Nilai-nilai inilah yang ia tuangkan dalam setiap desain taza., desain kucing hewan peliharaan almarhum sang Ayah, desain pohon-pohon bambu karena sang Ayah senang berkebun, sentuhan motif batik Solo yang merupakan asal daerah ayahnya, semua Ashila tuangkan dalam karya-karyanya.
Antusiasme Pasar Global dan Dukungan Pemerintah
Kehadiran taza. di LMSF 2025 mendapat sambutan hangat dari para pengunjung. "Saya sangat ingat ketika seorang pelanggan sangat antusias mengetahui bahwa taza. berasal dari Indonesia," kata Ashila. "Mereka tahu Indonesia sangat inovatif dalam bidang modest fashion," tambahnya.

Yuke Sri Rahayu, Deputi Bidang Kreativitas, Budaya, dan Desain Kementerian Ekonomi Kreatif, mengapresiasi kehadiran taza. sebagai bagian dari industri modest fashion yang terus berkembang. "taza. berhasil menjawab keresahan pasar dengan menghadirkan produk yang inovatif dan bernilai tambah," ujarnya.
Robi Apriyadi, MES (Masyarakat Ekonomi Syariah) DK Jakarta Ketua Departemen Pembinaan 11: Pelajar, Mahasiswa, dan Kepemudaan, juga melihat potensi besar taza. dalam memenuhi kebutuhan pasar akan pakaian syar'i yang tidak hanya cocok untuk kajian, tetapi juga untuk acara formal lainnya. "taza. berhasil menggabungkan unsur budaya Indonesia, prinsip syariah, dan estetika modern," pujinya.
Lewat acara di Jakarta, bertajuk taza. Exclusive Gathering: Unveiling The Unfeigned Collection, From Ayah to London, Ashila Ramadhani, Founder taza. mengungkapkan, “Melangkah ke London Muslim Shopping Festival 2025 adalah keputusan besar dan sebuah turning point untuk membawa brand ini ke panggung yang lebih luas. Jujur, awalnya ada banyak keraguan. Aku pikir mungkin di London sudah banyak material seperti yang kami gunakan. Tapi ternyata, koleksi terbaru kami, The Unfeigned, justru mendapat sambutan positif! Banyak yang bilang bahan taza. terasa berbeda, unik, dan belum pernah mereka temukan di tempat lain.”
Mengusung identitas yang kuat dan material premium, taza. berhasil menarik perhatian pasar global. “Pasarnya ada, kelasnya ada, dan yang lebih membanggakan, selera mereka pun sejalan dengan visi kami. Ini membuktikan bahwa fashion syar’i bisa mendunia, dan taza. siap menjadi bagian dari perjalanan itu,” lanjut Ashila.
Acara gathering yang berlangsung di Jakarta ini dihadiri oleh para pemangku kepentingan industri fashion, termasuk perwakilan dari pemerintah, komunitas modest fashion, serta media.
Antusiasme yang begitu positif membuktikan bahwa taza. memiliki peluang besar di pasar global. Yuke Sri Rahayu, Deputi Bidang Kreativitas, Budaya, dan Desain Kementerian Ekonomi Kreatif turut menambahkan, “Keikutsertaan taza. di London Muslim Shopping Festival 2025 menunjukkan bahwa modest fashion Indonesia memiliki daya saing di pasar global. Dengan kreativitas dan kualitas yang terus dikembangkan, brand lokal seperti taza. berpotensi untuk semakin dikenal dan diterima di kancah internasional. Semoga langkah ini menjadi inspirasi bagi pelaku industri lainnya untuk terus berinovasi dan memperluas jangkauan pasar.”
Filosofi Koleksi “The Unfeigned” - Persembahan untuk Ayah ‘The Unfeigned’ adalah koleksi yang mendefinisikan ulang tentang makna kesederhanaan. Filosofi yang mendasari koleksi ini adalah sincerity—sebuah ketulusan dalam merancang busana yang tidak hanya indah dipandang, tetapi juga memiliki makna mendalam dalam memberdayakan perempuan untuk kembali ke fitrahnya.
“Koleksi The Unfeigned Collection lahir dari perjalanan yang sangat personal bagi saya dan adik saya. Karena inspirasi utamanya berasal dari sosok Ayah, Rahimahullah, yang banyak mengajarkan kami tentang pentingnya ketulusan. Kata unfeigned sendiri berarti tulus, sesuatu yang tidak dibuat-buat, sejalan dengan nilai yang kami pegang sejak awal membangun taza. Menghadirkan produk yang tidak hanya berkualitas, tetapi juga memiliki makna dan cerita di setiap koleksinya. Kami percaya, sesuatu yang datang dari hati dan dibuat dengan sungguh-sungguh pasti akan sampai ke hati para pelanggan,” tutur Ashila.

Konsep From Ayah to London sendiri merupakan perjalanan penuh kenangan. Ayah adalah sosok yang selalu mendukung penuh perjalanan ini dan yang paling bersemangat melihat taza. melangkah ke London. Maka dari itu, nilai-nilai yang beliau tanamkan tentang ketulusan, kerja keras, dan keberanian untuk melangkah, tertuang jelas dalam setiap desain di koleksi ini.
“Melalui The Unfeigned Collection dari taza. adalah representasi nyata bagaimana modest fashion dapat berkembang dengan inovasi yang tetap menghormati nilai-nilai syariah. MES melihat bahwa koleksi ini berhasil menggabungkan tiga elemen penting: keunikan budaya Indonesia, prinsip kesopanan dalam berpakaian sesuai syariat Islam, serta estetika modern yang dapat diterima di pasar global,” tambah Robi Apriyadi, MES DK Jakarta Ketua Departemen 11: Pembinaan Pelajar, Mahasiswa, dan Kepemudaan.
Koleksi The Unfeigned terdiri dari 18 model, termasuk 1 edisi spesial dan eksklusif yang masing-masing dirancang untuk menghadirkan harmoni antara elegansi, kenyamanan, dan makna. Koleksi ini akan resmi dibuka dalam tiga kali pemesanan pada tanggal 5, 10, dan 15 Maret 2025.
Lebih dari sekadar rangkaian busana, The Unfeigned menjadi simbol perjalanan taza. sekaligus bentuk apresiasi terhadap dukungan dan nilai-nilai yang diwariskan oleh almarhum Ayah.
Dengan dukungan dari berbagai pihak, taza. siap untuk membawa modest fashion Indonesia ke panggung dunia!
Editor : M Mahfud