get app
inews
Aa Text
Read Next : Mengintip Keahlian Brimob Polri dan Kepolisian Khusus Perancis Atasi Terorisme

IDI Bantah Dr Sunardi Pernah Stroke, Ini Kondisi Yang Sebenarnya

Kamis, 17 Maret 2022 | 06:43 WIB
header img
Ketua IDI Cabang Sukoharjo, Arif Budi Satria. Sumber: Twitter

DEPOK, iNews.id - Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Sukoharjo Arif Budi Satria meluruskan kabar kalau Dr Sunardi yang ditembak mati Densus 88 Antiteror Polri pada 9 Maret 2022 lalu, pernah menderita stroke.

"Mohon izin untuk membantu meluruskan berita yang tersebar terkait kasus di Sukoharjo. Terkhusus mengenai kondisi almarhum Bp Sunardi," katanya melalui akun Twitter pribadinya, @arifbudisatria, seperti dikutip Kamis (17/3/2022).

Ia menjelaskan kalau kaki Dr Sunardi mengalami KKL dan patah tulang pada tungkai kiri bawah pada tahun 2006 saat membantu korban gempa Bantul, dan dilakukan operasi.

Beberapa tahun kemudian, lanjutnya, Dr Sunardi terpeleset di rumahnya dan mengalami patah tulang paha, dan juga dilakukan operasi.

"Almarhum tidak pernah mengalami stroke, semasa hidup dapat berjalan tanpa tongkat untuk jarak dekat. Hanya tidak bisa berlari ataupun jarak jauh," katanya.

Selain itu, lanjut dokter bedah di RS PKU Muhammadiyah Surakarta itu, juga terdapat infeksi pada luka operasi tulang tungkai kiri bawah, sehingga harus dilakukan medikasi setiap hari.

"Informasi yang menyatakan bahwa istri almarhum juga dokter, keluarga menyatakan itu info yang salah," imbuhnya.

Seperti diketahui, Dr Sunardi ditembak mati karena ditengarai merupakan jaringan Jamaah Islamiyah (JI).

"Keterlibatan SU adalah selaku anggota organisasi teroris JI. Yang bersangkutan juga pernah menjabat sebagai amir khidmat, jabatannya adalah deputi dakwah dan informasi dan yang bersangkutan sebagai nasihat Amir JI," kata Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan, pada 10 Maret 2022.

Sehari setelah itu, atau 11 Maret 2022, Ramadhan mengatakan kalau Sunardi aktif di Hilal Ahmar Society Indonesia (HASI), yayasan atau organisasi yang terafiliasi dengan kelompok teroris Jamaah Islamiyah (JI).

"Sejak 2015, HASI telah ditetapkan sebagai organisasi terlarang melalui penetapan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Salah tugas organisasi ini adalah merekrut, mendanai, serta memberikan fasilitas perjalanan bagi foreign terrorist fighter (FTF) ke Suriah," katanya.

Berdasarkan laman Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB), HASI terdaftar pada 13 Maret 2015 sebagai organisasi yang terkait dengan Al-Qaeda.

HASI disebutkan berpartisipasi dalam pembiayaan, perencanaan, memfasilitasi, mempersiapkan, atau melakukan tindakan atau kegiatan oleh, bersama-sama dengan, atas nama, atau untuk mendukung, perekrutan, dan mendukung tindakan atau kegiatan Jemaah Islamiyah (JI).

HASI adalah organisasi sayap bidang kemanusiaan dari JI.

Video detik-detik penembakan Dr Sunardi

Pada Selasa (15/3/2022), saat Densus 88 Antiteror Polri memenuhi panggilan Komnas HAM terkait penembakan Dr Sunardi, Densus menyerahkan rekaman CCTV detik-detik penembakan dokter tersebut.

"Ini bukan videonya Densus, ini video CCTV. Video ini punya publik. Macem-macem sumber videonya," kata Komisioner Komnas HAM Choirul Anam saat konferensi pers.

Saat rekaman CCTV itu ditampilkan, Anam menjelaskan secara runtut mengenai kronologi penembakan tersebut.

Menurut dia, penembakan berawal dari Sunardi yang mengendarai kendaraan double cabin, kemudian dari arah belakang diikuti oleh petugas Densus 88.

"Ini mulai dibuntutin, kami tadi dijelasin agak detail, perlu kami sampaikan, di titik ini ada 2 orang yang di double cabin yang sudah masuk di double cabin itulah yang anggotanya (Densus 88)," katanya.

Sebelumnya, kedua anggota Densus 88 telah memperingatkan Sunardi, tetapi dia tetap bergerak menggunakan mobil dan tak mengindahkan peringatan Densus 88.

Kemudian, Densus 88 memberikan tembakan peringatan kepada Sunardi, dan menghentikan laju kendaraan Sunardi. Densus juga menunjukkan kartu tanda anggota sekaligus surat perintah penangkapan, tetapi Sunardi tetap memacu kendaraannya, bahkan sempat menabrak mobil petugas yang menghalau di bagian depan.

Mobil Densus 88 mencoba menghentikan laju kendaraan Sunardi dengan memepet mobilnya, sehingga terjadi aksi saling serempet dan memunculkan percikan api.

Densus 88 kembali memberikan tembakan peringatan kedua, tetapi Sunardi tetap tidak mengindahkan peringatan yang diberikan.

Anam menyebutkan setidaknya ada sembilan tembakan yang dilesatkan terhadap Sunardi.

"Habis itu dia kabur, mau kabur kasih tembakan peringatan pertama, terus petugasnya naik ke double cabin, kasih peringatan lagi, tembakan udara dua kali, enggak berhenti-berhenti, nembak sebelah kiri sebelah kiri bangku, itu kan sendirian kalau sopirnya sebelah kanan yang kosong sebelah kiri, itu juga ditembak dari atas juga enggak berhenti, baru tembak berikutnya tembak tangan enggak berhenti, tembak bahu-kaki enggak berhenti, baru tembak punggung, badan, enggak berhenti," papar Anam.

Ia menjelaskan, pengejaran itu dilakukan karena Sunardi sudah ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan tindak pidana terorisme. Ia disebut sebagai petinggi kelompok HASI dan JI.

Editor : Rohman

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut