SUKOHARJO, iNews.id - Dokter Sunardi yang ditembak mati Densus 88 Antiteror Polri di Kecamatan Bendosari, Sukoharjo, Rabu (9/3/2022) sekitar pukul 21:00 WIB, ternyata pernah menulis sedikitnya empat buah buku.
Dicuitkan aktivis Muhammadiyah Mustofa Nahrawardaya melalui akun Twitter-nya, @TofaTofa_id, Kamis (10/3/2022), terkesan kalau Sunardi merupakan sosok yang jauh dari aktivitas kekerasan, karena semua buku yang ditulisnya semua terkait dengan masalah kedokteran dan kesehatan.
Berikut empat judul buku yang ditulis Sunardi:
1. Revolusi Ilmuwan Muslim bagi Dunia Kedokteran
2. Nabi Saja Suka Buah...
3. Pilih Resep Nabi atau Resep Dokter?
4. Muslimah Menyambut Buah Hati
Sumber: @TofaTofa_id
"Karya-karya almarhum Dr Sunardi yang ditembak mati Densus 88 di Sukoharjo. Lihat besok analisa pemerintah seperti apa terhadap orang yang sudah wafat kayak dokter ini," kata Mustofa.
Seperti diberitakan sebelumnya, Sunardi ditembak mati Densus 88 karena dianggap melawan dan berpotensi membahayakan orang lain saat akan ditangkap.
Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan, Kamis (10/3/2022), mengatakan, saat akan ditangkap, Sunardi sedang berkendara dengan mobil double kabin, dan diberhentikan petugas, tetapi Sunardi melawan dengan mengarahkan mobilnya ke anggota Densus 88, seolah akan menabraknya.
"Saudara SU melakukan perlawanan terhadap petugas secara agresif yaitu dengan menabrakkan mobilnya ke arah petugas yang sedang menghentikan tersangka," jelas Ramadhan.
Tak hanya itu, kata Ramadhan, Sumardi juga menabrak kendaraan yang melintas di sekitar lokasi, sehingga karena alasan itulah, petugas Densus memutuskan memberikan tembakan tegas dan terukur.
"Dikarenakan situasi yang dapat membahayakan jiwa petugas dan masyarakat, sehingga petugas melakukan upaya paksa dengan melakukan tindakan tegas terukur dengan melumpuhkan tersangka," katanya.
Ramadhan menjelaskan kalau Sunardi menjadi target Densus karena merupakan jaringan Jamaah Islamiyah (JI), bahkan sempat berperan penting dalam kelompok teroris tersebut.
"Keterlibatan SU adalah selaku anggota organisasi teroris JI," katanya.
Selain itu, berdasarkan pemetaan dan pendalaman Densus 88 Antiteror, kata Ramadhan, Sunardi juga sempat menduduki posisi penting dalam jaringan JI, seperti penasehat amir atau pemimpin di JI.
"Yang bersangkutan juga pernah menjabat sebagai amir khidmat, jabatannya adalah deputi dakwah dan informasi dan yang bersangkutan sebagai nasihat Amir JI," katanya. .
Dokter kelahiran Sukoharjo pada Mei tahun 1968 itu selama ini membuka praktik di rumahnya yang beralamat di Kelurahan Gayam, Kecamatan Sukoharjo Kota. Dia juga aktif di The Islamic Study and Action Center (ISAC) Surakarta, organisasi yang aktif melakukan advokasi kasus-kasus terkait penangkapan terduga teroris.
Editor : Rohman