JAKARTA, iNews.id – Ini baru langkah out of the box yang kreatif dan positif. Polsek Jagakarsa Jakarta Selatan membangun Ruang SKCK ala kafe.
Jika Anda datang ke Polsek Jagakarsa dan masuk ke sayap kanan, mungkin Anda mengira ada kafe. Padahal bukan, itu Ruang SKCK. Polsek Jagakarsa mendesain Ruang SKCK ala kafe demi meningkatkan layanan pada masyarakat.
Nama lengkapnya Ruang Pelayanan Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK) Presisi. Peresmiannya dilakukan Kamis (10/03/2022).
Peresmian dilakukan langsung Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Pol Budhi Herdi Susianto dan tentu saja Kapolsek Jagakarsa Kompol S Aba Wahid Key. Hadir dalam acara tersebut sejumlah pejabat di Jagakarsa termasuk Camat Jagakarsa Alamsah.
Begitu melihat desain Ruang SKCK ala kafe, Kapolres Metro Jakarta Selatan berbinar-binar. “Konsepnya bikin betah, orang tidak takut ke Kantor Polisi kalau begini. Bagus betul ini,” cetus Kombes Budhi Herdi dengan senyum mengembang.
Begitu senangnya dengan konsep Ruang SKCK, sang Kapolres Kombes Pol Budhi Herdi Susianto betah berlama-lama di Polsek Jagakarsa. Ia bolak-balik di Ruang SKCK untuk mengamati detil-detil yang di desain bak kafe.
“Ini sudah sesuai dengan konsep Polri, bahwa polisi tidak boleh membuat takut masyarakat. Polisi itu dekat dengan masyarakat. Kalau yang takut hanya yang melakukan pelanggaran saja,” cetus Budhi Herdi.
Ruang SKCK Polsek Jagakarsa memang out of the box. Begitu Anda masuk ke kawasan Ruang SKCK, terdapat pintu gerbang yang dibuat bergaya orthodox. Pintu gerbang dibuat tak lebar ala-ala desain klasik arsitektur Nusantara tempo doeloe. Bagian kanan dan kiri dibuat hanya setinggi kurang dari satu meter.
“Memang ini perpadukan dari arsitektur Sunda dan Jawa,” kata Kapolsek Kompol S Aba Wahid Key.
Begitu melewati pintu gerbang, di sebelah kanan kirinya terdapat meja payung besar ala kafe dengan kursi kayu mengelilinginya. Ruangan ini out door.
Ruang terbuka dilengkapi kolam kecil dengan aneka ikan hias. Makin asri dengan suara gemericik dari air terjun mini buatan.
Di atasnya juga terdapat lampu-lampu kecil yang bergelantungan di kabel-kabel. Pada malam hari membuat suasana Ruang SKCK makin nampak bagai kafe.
Dari ruang tunggu luar menuju pintu tunggu dalam, dipisahkan tangga pendek yang dibagi dua. Satu tangga dibikin berundak untuk masyarakat umum dan satu lagi dibuat landai untuk penyandang disabilitas.
Ruang tunggu dalam juga dibaut tidak sepenuhnya tertutup. Meski terdapat atap, namun dindingnya dari pilar-pilar tegak lurus dengan angin bebas kelur masuk. Desain ini membuat ruangan tetap sejuk meski tidak dilengkapi pendingin ruangan.
“Desainnya memang sudah mengadaptasi pencegahan Covid-19, dibuat tidak tertutup,” jelas Kompol Wahid Key.
Masyarakat yang hendak mengisi SKCK disediakan dua meja besar yang dibuat miring. Setiap meja bisa terbagi dua berhadap-hadapan yang dipisahkan semacam partisi. Di partisi ini digantung form cara mengisi SKCK.
Tia, warga Jagakarsa mengaku nyaman dengan desain Ruang SKCK Polsek Jagakarsa. “Ruangannya nyaman seperti bukan di kantor polisi. Dulu ke kantor polisi ada perasaan takut, sekarang ngga lagi takut,” ujar Tia.
Tia mengungkapkan beberapa tahun sebelumnya ia juga mengurus SKCK di Polsek Jagakarsa. Ruangannya sempit dan untuk menunggu ia mesti duduk di sembarang tempat.
Kapolsek Jagakarsa Kompol Wahid Key mengungkapkan desain baru Ruang SKCK karena ia tidak tega melihat masyarakat yang mengurus SKCK keleleran. Bahkan banyak yang duduk-duduk di dekat pintu masuk utama Polsek Jagakarsa.
“Kita benahi karena penduduk Jagakarsa ini termasuk yang tertinggi di Jakarta Selatan. Setiap hari ada 200 orang yang mengurus SKCK, kita harapkan dalam waktu 15-30 menit pengurusan SKCK kelar,” tutur Wahid Key.
Wahid Key menjamin masyarakat akan nyaman dengan desain SKCK bak kafe. Pasalnya di atas ruang SKCK terdapat mushola. Sedangkan di sebelah kanan tersedia kantin.
“Tidak akan ada lagi masyarakat Jagakarsa yang keleleran kalau mengurus SKCK di sini,” jamin Wahid Key.
Wahid Key berharap dengan semakin mudahnya masyarakat mengurus SKCK, tingkat pengangguran menurun.
“Jadi harapan kami tidak ada lagi orang terkendala mencari kerja gara-gara kesulitan mengurus SKCK,” pungkas Kompol Wahid Key.
Editor : M Mahfud