PALEMBANG, iNews Depok.id - Sungguh miris melihat kelakuan dua pasang muda-mudi di Palembang, Sumatra Selatan, akibat pergaulan bebas ini. Dua orang laki-laki dan dua orang perempuan, berboncengan dalam satu kendaraan sepeda motor, yang diduga akan melakukan tindakan asusila.
Kejadian tersebut dipergoki oleh Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda Sumatra Selatan, Kombes Pol Anwar Reksowidjojo, Jumat pagi (6/9/2024), saat sedang lari pagi. Ia bersama anggotanya, menggagalkan double date empat remaja hendak berhubungan badan setelah kenalan dari aplikasi MiChat.
"Dua laki-laki dan dua perempuan, berboncengan mengendarai satu sepeda motor matic hitam tanpa pelat nomor polisi," kata Dirreskrimum Polda Sumsel Kombes Pol Anwar Reksowidjojo dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (7/9/2024).
Anwar mengaku sedang lari pagi bersama komunitas Detective Runner, saat melintasi Jl Mayor Ruslan, Kelurahan Duku, Kecamatan Ilir Timur 3, Kota Palembang, Sumatra Selatan.
“Empat remaja berboncengan satu motor, tak pakai helm dan melaju melawan arus. Karena itu kan jalan satu arah," ujar Anwar.
Meski dirinya sedang berolah raga, namun insting kepolisiannya cukup tajam, Anwar langsung menghentikan pengendara motor yang berboncengan empat tersebut.
"Membahayakan diri sendiri dan orang lain ya. Apalagi belum lama ini terjadi kasus yang sangat memilukan. Seorang siswi SMP sampai dibunuh dan digilir oleh empat pelaku yang semuanya juga masih pelajar," sambungnya.
Sayangnya, dua ABG laki-laki itu kabur tancap gas, meninggalkan dua ABG perempuan berbaju hitam dan celana pendek itu. Anwar langsung menginterogasi dua ABG perempuan itu.
"Mereka mengaku janjian bertemu, setelah kenalan melalui aplikasi MiChat, rencana mau menuju ke kos prianya sesuai perjanjian,” terang Anwar.
"Apalagi aplikasi pertemanan MiChat, saat ini banyak disalahgunakan sebagai sarana transaksi seks online sudah banyak yang terungkap," imbuhnya.
Anwar menambahkan, hal yang lebih miris, mereka mengaku tinggal di kos di Kota Palembang ini, sementara orang tuanya juga tinggal di kota yang sama.
“Miris ya, walaupun punya orangtua yang tinggal di kota Palembang, namun kedua ABG wanita ini justru memilih tinggal di rumah kos. Bagaimana orang tua bisa mengawasi anak perempuan kalau seperti ini, seperti apa kepeduliannya,” kata Anwar keheranan.
Dirinya meminta perhatian para orang tua dan kepala lingkungan warga terhadap anak anak agar ditingkatkan, seiring maraknya kenakalan remaja yang mengarah ke kriminalitas.
Editor : Mahfud