JAKARTA, iNews Depok.id – Radio Republik Indonesia (RRI) menggelar dialog nasional pada hari Sabtu (3/8) yang bertajuk “Program Makanan Bergizi Wujudkan SDM Unggul Menuju Indonesia Emas 2045”. Acara ini mengundang berbagai tokoh dan pakar untuk membahas pentingnya asupan gizi dalam menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul di Indonesia, antara lain Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin, Kepala BKKBN dr. Hasto Wardoyo, dan keynote speaker Hasyim Djojohadikusumo.
Melli Darsa, tokoh masyarakat Bogor yang juga Anggota Dewan Pertimbangan KADIN, memberikan tanggapan mengenai diskusi yang terjadi dalam acara dialog nasional tersebut. Dalam pandangannya, Melli Darsa menekankan pentingnya asupan gizi yang baik untuk menciptakan SDM unggul di Indonesia.
"Jika bicara SDM unggul, saya setuju tidak bisa dilepaskan dari kualitas dan asupan gizi. Dan ini memang sudah menjadi fokus pemerintahan Presiden Joko Widodo dengan program nasional penanganan stunting," ujar Melli.
Menurutnya, program makanan bergizi yang menjadi salah satu program unggulan dari presiden terpilih Prabowo Subianto dapat memperkuat upaya penanganan stunting yang telah berjalan dengan memperluas cakupan target hingga anak-anak dan remaja.
Melli Darsa menambahkan bahwa perbaikan gizi bukan hanya soal menambah jumlah asupan makanan, tetapi juga memerhatikan kualitas makanan yang dikonsumsi.
"Saya pikir kita juga harus memastikan bahwa makanan yang dikonsumsi oleh anak-anak dan remaja, kaya akan nutrisi yang dibutuhkan untuk tumbuh kembang mereka. Ini termasuk protein, vitamin, dan mineral yang esensial," katanya.
Perempuan kelahiran Bogor lulusan universitas terbaik dunia Harvard University yang juga pernah dijagokan sebagai salah satu calon ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada tahun 2010 lalu itu, juga menyoroti pentingnya edukasi kepada masyarakat mengenai gizi seimbang dan cara pemenuhan kebutuhan gizi harian.
Data memang menunjukkan Indonesia masih menghadapi tantangan besar terkait masalah gizi. Angka dari Kementerian Kesehatan menunjukkan angka stunting dan gizi buruk anak-anak Indonesia masih tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara lain. Selain itu, berdasarkan data World Population Review 2022, rata-rata IQ anak-anak Indonesia juga masih berada di bawah standar global, dengan skor rata-rata 78,49. IQ anak-anak Indonesia tersebut lebih rendah jika dibandingkan dengan negara tetangga lainnya seperti rata-rata IQ anak di Laos 80,99; Filipina 81,64; Brunei Darussalam 87,58; Malaysia 87,58; Thailand 88,87; Vietnam 89,53; dan Myanmar 91,18.
Melli Darsa berpendapat bahwa program makanan bergizi harus diintegrasikan dengan program pendidikan yang menyeluruh. "Kita harus mulai dari sekolah-sekolah, memberikan pendidikan gizi kepada anak-anak dan orang tua, serta memastikan bahwa makanan di kantin sekolah memenuhi standar gizi yang diperlukan," jelasnya.
Melli juga mengusulkan perlunya sinergi dan kerjasama antara pemerintah, swasta, dan masyarakat untuk memastikan keberlanjutan program makan bergizi ini. Lebih lanjut, Melli Darsa menggarisbawahi pentingnya monitoring dan evaluasi yang berkelanjutan terhadap program makanan bergizi ini.
"Kita perlu memastikan bahwa program ini berjalan dengan baik dan mencapai target yang diinginkan. Evaluasi berkala dan penyesuaian strategi sangat penting untuk kesuksesan program ini," tuturnya.
Dalam kesempatan tersebut, Melli Darsa juga mengungkapkan ketertarikannya untuk mengadakan uji coba program makanan bergizi di daerah Bogor. "Kami di Yayasan Melli Darsa Center ingin uji coba program ini di Bogor sebagai pilot project. Kami berharap program ini dapat memberikan dampak positif yang nyata dan menjadi contoh bagi daerah lain," ungkap Melli.
Dengan adanya program makanan bergizi yang terintegrasi dengan upaya penanganan stunting, diharapkan Indonesia dapat menciptakan generasi muda yang sehat, cerdas, dan kompetitif.
"Kita punya potensi besar untuk menjadi negara maju, dan ini harus dimulai dari investasi pada SDM kita. Kualitas gizi anak-anak dan remaja adalah fondasi dari masa depan bangsa," tutup Melli.
Editor : M Mahfud