get app
inews
Aa Read Next : Hemophobia alias Takut Darah: Mengenal Penyebab, Gejala, dan Tips Penanganan

5 Penyebab Gangguan Tidur Selain Insomnia

Minggu, 11 Februari 2024 | 08:49 WIB
header img
Mengatasi gangguan tidur. Foto: Istimewa

DEPOK, iNews Depok.id - Tidur merupakan kebutuhan dasar manusia yang sangat penting untuk menjaga kesehatan fisik dan mental. Namun, tidak semua orang bisa tidur dengan nyaman dan berkualitas setiap malam.

Ada banyak faktor yang bisa mengganggu kualitas tidur seseorang, salah satunya adalah penyakit. Selain insomnia, ada beberapa penyakit lain yang bisa menyebabkan seseorang susah tidur. Apa saja penyakit tersebut? Simak ulasan berikut ini.

5 Penyebab Gangguan Tidur Selain Insomnia

1. Sinusitis

Sinusitis adalah peradangan pada sinus, yaitu rongga kecil yang menghubungkan saluran udara pada tulang tengkorak. Sinus berfungsi untuk menghasilkan lendir yang membantu membersihkan dan menyaring partikel dari udara yang dihirup.

Namun, jika sinus mengalami infeksi dan pembengkakan, maka lendir akan menumpuk dan menyumbat saluran hidung. Akibatnya, penderita sinusitis akan mengalami gejala seperti hidung tersumbat, ingus kehijauan, nyeri pada dahi, pipi, dan mata, serta gangguan penciuman.

Sinusitis bisa membuat seseorang susah tidur karena rasa tidak nyaman dan sesak napas yang dialami. Selain itu, posisi berbaring juga bisa memperparah gejala sinusitis karena meningkatkan tekanan pada sinus. Untuk mengatasi hal ini, penderita sinusitis bisa mencoba mengangkat kepala dengan bantal saat tidur, mengonsumsi obat pereda nyeri dan dekongestan, serta menghirup uap air hangat.

2. Gagal Jantung

Gagal jantung adalah kondisi yang terjadi ketika jantung tidak mampu memompa darah secara optimal ke seluruh tubuh. Hal ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti penyempitan pembuluh darah, tekanan darah tinggi, diabetes, atau penyakit jantung koroner. Gagal jantung bisa menyebabkan cairan menumpuk di paru-paru dan jaringan tubuh lainnya, sehingga menyebabkan gejala seperti sesak napas, batuk, bengkak pada kaki, perut, dan leher, serta mudah lelah.

Gagal jantung bisa menyebabkan seseorang susah tidur karena sesak napas yang dialami. Saat berbaring, cairan yang menumpuk di paru-paru bisa mengganggu pernapasan dan membuat penderita gagal jantung terbangun di malam hari. Untuk mengatasi hal ini, penderita gagal jantung bisa mencoba mengangkat kepala dengan bantal saat tidur, mengurangi asupan garam dan cairan, serta mengonsumsi obat yang diresepkan dokter.

3. GERD

GERD (Gastroesophageal reflux disease) adalah kondisi yang terjadi ketika asam lambung naik ke kerongkongan. Hal ini bisa disebabkan oleh melemahnya katup atau sfingter pada lambung yang seharusnya mencegah isi lambung keluar lagi. GERD bisa menyebabkan gejala seperti rasa terbakar di dada, nyeri ulu hati, asam atau pahit di mulut, batuk, dan suara serak.

GERD bisa menyebabkan seseorang susah tidur karena rasa tidak nyaman dan nyeri yang dialami. Saat berbaring, asam lambung bisa lebih mudah naik ke kerongkongan dan mengiritasi dindingnya. Untuk mengatasi hal ini, penderita GERD bisa mencoba mengangkat kepala dengan bantal saat tidur, menghindari makanan pedas, asam, berlemak, dan berkafein, serta mengonsumsi obat yang dapat menurunkan produksi asam lambung.

4. Depresi

Depresi adalah gangguan mood yang ditandai dengan perasaan sedih, putus asa, tidak berharga, atau tidak bersemangat yang berlangsung lama dan mengganggu aktivitas sehari-hari.

Depresi bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti stres, trauma, genetik, atau kondisi medis tertentu. Depresi bisa menyebabkan gejala seperti perubahan nafsu makan, berat badan, atau pola tidur, kesulitan konsentrasi, kehilangan minat, rasa bersalah, atau bahkan pikiran bunuh diri.

Depresi bisa menyebabkan seseorang susah tidur karena perasaan negatif yang dialami. Penderita depresi bisa mengalami insomnia, yaitu kesulitan untuk tidur atau mempertahankan tidur, atau hipersomnia, yaitu kecenderungan untuk tidur berlebihan.

Kedua kondisi ini bisa mengganggu kualitas tidur dan kesehatan tubuh. Untuk mengatasi hal ini, penderita depresi bisa mencoba melakukan aktivitas fisik, meditasi, atau terapi, serta mengonsumsi obat antidepresan yang diresepkan dokter.

5. Apnea Tidur

Apnea tidur adalah gangguan pernapasan yang terjadi saat tidur. Gangguan ini ditandai dengan berhentinya napas secara berulang-ulang selama beberapa detik hingga menit.

Hal ini bisa disebabkan oleh penyempitan atau penyumbatan saluran napas (apnea tidur obstruktif) atau gangguan pada otak yang mengatur pernapasan (apnea tidur sentral). Apnea tidur bisa menyebabkan gejala seperti mendengkur, terbangun dengan sesak napas, kantuk di siang hari, sakit kepala, dan mudah marah.

Apnea tidur bisa menyebabkan seseorang susah tidur karena gangguan pernapasan yang dialami. Saat napas berhenti, tubuh akan mengalami stres dan mengirim sinyal ke otak untuk membangunkan penderita.

Hal ini bisa terjadi berkali-kali dalam semalam dan mengganggu siklus tidur. Untuk mengatasi hal ini, penderita apnea tidur bisa mencoba menurunkan berat badan, menghindari alkohol dan rokok, serta menggunakan alat bantu napas seperti CPAP (continuous positive airway pressure) yang dapat membantu meningkatkan tekanan udara di saluran napas.

 

Editor : Mahfud

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut