DEPOK,iNewsDepok.id- Departemen Gizi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) menggelar edukasi mengenai pencegahan anemia di Kelurahan Pasir Putih Kota Depok. Kegiatan ini diikuti oleh ustadzah dan guru SMA/sederajat serta guru SMP/sederajat.
Tim pengabdi diketuai oleh Diah M. Utari beserta tim yaitu Asih Setiarini, Mardatillah, Latifah dan M. Imaddudin. Tim mengembangkan booklet sebagai bahan edukasi pada ustadzah yang diharapkan dapat membagikan pengetahuannya pada jamaah dan masyarakat disekitarnya, termasuk remaja putri. Sedangkan guru diharapkan dapat menyebarkannya kepada remaja putri muridnya.
“Remaja merupakan masa peralihan dari masa anak ke dewasa. Pada masa ini terjadi proses pertumbuhan fisik dan perkembangan organ reproduksi yang sangat cepat sehingga membutuhkan zat gizi yang optimal. Sayangnya banyak remaja yang mempunyai pola makan tidak tepat, baik dalam kuantitas maupun kualitas sehingga menyebabkan timbulnya masalah gizi,” katanya, Rabu (20/12/2023).
Masalah gizi yang kerap terjadi pada remaja adalah anemia dan Kurang Energi Kronis (KEK). Riskesdas 2018 menunjukkan bahwa prevalensi anemia remaja di Indonesia sebesar 32%, artinya 3-4 dari 10 remaja mengalami anemia. sScara nasional prevalensi KEK pada remaja putri sebesar 36,3%. Anemia dan KEK disebabkan karena kekurangan zat gizi dalam waktu yang lama.
Hal ini dapat disebabkan karena rendahnya pengetahuan gizi remaja, masalah ekonomi maupun masalah terhadap citra tubuh yang tidak tepat. Anemia dapat menurunkan konsentrasi sehingga fungsi kognitif menjadi tidak maksimal, sedangkan KEK menyebabkan pertumbuhan remaja berjalan dengan lambat baik dalam pencapaian tinggi badan maupun berat badan.
“Baik anemia maupun KEK juga menyebabkan daya tahan tubuh rendah sehingga mudah terserang penyakit,” tukasnya.
Booklet berisi materi mengenai gizi remaja, anemia dan KEK (penyebab, akibat dan cara pencegahan), serta hubungan anemia dan KEK dengan outcome kehamilan. Materi dikhususkan tentang remaja putri karena mereka nantinya adalah calon ibu. Remaja harus sehat dan bebas anemia serta KEK.
“Sehingga ketika remaja putri menikah dan mengandung akan melahirkan bayi dengan status gizi yang baik,” harapnya.
Remaja putri diharapkan mengikuti pola makan gizi seimbang dan minum TTD secara teratur. Karena tidak semua remaja putri mau mengonsumsi TTD yang diberikan dengan alasan rasa dan bau TTD yang tidak enak, tidak merasa perlu dan efek samping yang timbul seperti tinja berwana hitam dan konstipasi.
“Kami memberi edukasi efek yang timbul setelah mimum TTD tidak berbahaya dan TTD wajib diminum karena mempunyai efek jangka panjang yang sangat baik,” jelasnya.
Lurah Kelurahan Pasir Putih Cucu Suardi dan pengelola program Promkes Puskesmas Pasir Putih, Ruri Harini mengatakan edukasi pada ustadzah dan guru merupakan sasaran yang tepat karena mereka adalah ujung tombak di masyarakat untuk membantu meningkatkan pengetahuan gizi remaja putri.
Editor : Rinna Ratna Purnama