ROMA, iNewsDepok.id – Alumni Sekolah Staf Presiden (SSP) memenuhi undangan badan pangan dunia atau FAO (Food and Agriculture Organization) di Roma, Italia, Senin (16/10). Mereka bergabung bersama delegasi dari sejumlah negara guna memperingati Hari Pangan Sedunia dalam World Food Forum (WFF) 2023.
WFF sendiri merupakan forum internasional yang menghadirkan dialog antar berbagai pemangku kepentingan global, termasuk para pemimpin negara, petani, dan pemuda. Tujuannya membahas strategi pasokan pangan di seluruh dunia untuk masa depan.
FAO mengundang alumni SSP ini sebagai lesson learned program pemberdayaan pemuda kepada dunia. Organisasi dibawah PBB (Persatuan Bangsa-Bangsa) ini melihat program SSP ini bisa menjadi model baru yang bisa diterapkan di berbagai negara. Terlebih FAO kini tengah memberi perhatian pada isu kepemudaan untuk regenerasi petani.
Alumni yang hadir mewakili program SSP adalah Bayu Teguh Samudra (angkatan pertama SSP) dan Anansia Siena (angkatan kedua SSP). Mereka akan mendampingi Kepala Staf Kepresidenan, Dr. Moeldoko yang diundang FAO menjadi pembicara kunci.
“Saya diminta membagikan pengalaman sukses program SSP sebagai program pembelajaran bagi dunia, khususnya dalam hal pemberdayaan pemuda,” kata Moeldoko di Roma, Italia, Selasa (17/10/2023).
“FAO berharap, Bapak Moeldoko dapat mengenalkan program kepemudaan dan menyuarakan call for action bagi para pemuda di Forum Pemuda Global WFF (WFF Global Youth Forum),” begitu surat resmi yang disampaikan Qu Dongyu, Direktur Jenderal FAO.
Seperti diketahui, Sekolah Staf Presiden merupakan program yang diadakan Kantor Staf Presiden Indonesia sejak tahun lalu.
Program ini menyeleksi 35 pendaftar yang memenuhi kualifikasi dari puluhan ribu pelamar di setiap angkatan.
Program SSP sudah diadakan dua kali, yaitu pada tanggal 25-29 Juli 2022 untuk angkatan pertama dan 2-15 Juli 2023 untuk angkatan kedua. Program ini bertujuan untuk mempersiapkan para pemuda Indonesia menjadi pemimpin masa depan yang mampu mengelola negara dengan kemampuan yang kompleks. Dua program ini telah berhasil melahirkan 69 alumni berbakat.
Para wakil Indonesia ini akan menghadiri konferensi selama lima hari, dimulai dari tanggal 16 hingga 20 Oktober 2023. Hadir di acara pembukaan konferensi ini antara lain Presiden Irlandia, Irak, dan Paraguay.
Selain itu juga Perdana Menteri dari Tanzania, Bhutan, dan juga Togo. Dengan berpartisipasi dalam WFF 2023, diharapkan pengalaman yang dimiliki Bayu Teguh Samudra dan Anansia Siena akan memberikan pandangan berharga dalam memajukan masa depan sektor pertanian di tingkat global.
Profil Bayu dan Siena
Bayu Teguh Samudra, salah satu peserta Sekolah Staf Presiden angkatan pertama yang memiliki ketertarikan mendalam terhadap sektor perikanan. Menempuh pendidikan master di Institut Pertanian Bogor (IPB) membuat pemuda berusia 27 tahun ini memiliki latar belakang kuat untuk memahami industri perikanan dari konsep yang kecil hingga yang lebih besar, serta peraturan yang diterapkan.
Selain itu, Bayu juga aktif dalam memajukan UMKM di industri perikanan. Salah satu program yang dilakukan adalah Pelatihan Teknik Pengemasan Produk Laut Bagi Masyarakat Lokal. Dalam pelatihan tersebut, Bayu memberikan materi pelajaran, memberikan teknik maupun cara pengemasan bagaimana mengemas produk supaya lebih menarik.
Harapan Bayu, dengan hadirnya mereka selaku perwakilan youth dapat menginspirasi seluruh kalangan generasi muda di Indonesia untuk dapat berperan aktif di kancah Internasional. Semoga menjadi langkah baik terbentuknya kerjasama berkelanjutan antar negara maupun organisasi di tingkat Internasional dalam mengatasi isu pada bidang Pangan, Pertanian dan Perikanan di Dunia.
Anansia Siena, gadis asal Indonesia Timur ini merupakan peserta Sekolah Staf Presiden angkatan kedua. Siena yang kini berusia 23 tahun ini memiliki ketertarikan dalam ilmu sosial, sering menginisiasi beberapa kegiatan sosial di Nusa Tenggara Timur (NTT). Siena menjadi founder komunitas Sahabat Lentera Desa yang dibentuk untuk menghimpun ide inovatif dan kreatif generasi muda dalam membangun desa di NTT.
Siena juga memiliki perhatian pada bidang pendidikan. Ia menjadi seorang guru bahasa Inggris dan juga guru Kimia. Ia pernah menjadi guru volunteer di Serikat Kepausan Anak-Anak Misioner (Sekami) Watu Lanur yang mengenalkan bahasa Inggris kepada 120 anak pedesaan.
Siena berharap mendapat wawasan perihal agriculture dan ketahanan pangan terutama perihal pertanian konservasi melalui diskusi untuk kemudian menjadi bekal dalam mengatasi masalah krisis pangan di Indonesia. Semoga ada kolaborasi secara nasional maupun internasional dalam melakukan gerakan-gerakan untuk mengatasi masalah krisis pangan di negara masing-masing.
Editor : Mahfud