JAKARTA, iNewsDepok.id - Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Administrasi Jakarta Selatan Tahun 2023 telah digelar pada Kamis, 21 September 2023.
Dihadiri berbagai elemen, mulai dari pemerintah, swasta, akademisi, masyarakat, dan media, yang disebut dengan kolaborasi pentahelix.
Acara dibuka oleh Drs. Tri Witjaksono, M.Si., Sekretaris KPA Jakarta Selatan. Tri menyampaikan agenda rapat hari itu dan menginformasikan siapa saja pihak-pihak yang hadir.
Dilanjutkan dengan pengarahan dan peresmian pembukaan Rakerwil oleh Drs. Ali Murthadho, M.Si., Sekretaris Kota (Sekko) Jakarta Selatan.
"Dahulu, orang masih merasa ngeri. HIV/AIDS dianggap momok dan masyarakat pun mengucilkan penderitanya," ungkap Ali.
"Itu dikarenakan masih kurangnya sosialisasi dan edukasi penyakit HIV/AIDS ini di masyarakat. Oleh karena itu saya katakan pada Pak Tri, nggak boleh "ngumpet" karena mungkin saja ada bagian besar masyarakat yang belum tahu. Dalam hal ini KPA harus berani tampakan muka, lakukan kegiatan nyata dan tidak jadi hal tabu. Kalau tabu nanti akan ada masalah pengkomunikasian. Jadi, tidak boleh ditutupi lagi," seru Ali.
Ali pun kemudian meminta pada Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan yang juga turut hadir dalam Rakerwil, untuk menyajikan data kasus HIV/AIDS selama ini.
Sudin Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Selatan yang dalam kesempatan ini diwakili oleh Dr. Rathia Ayuningtyas menyampaikan, saat ini yang sedang minum obat ada sekitar 6000-an orang dimana merupakan akumulasi dari sejak tahun 1980-an.
"Adapun untuk tahun 2023, data sampai bulan Agustus ditemukan kasus positif HIV/AIDS sebanyak 936 orang. Menurun dibandingkan dengan tahun 2022 yang sebanyak 1050 kasus. Dibanding sebelumnya pun terjadi penurunan karena di tahun 2021 ada ditemukan 1200 kasus," jelas Dr. Rathia.
Hal ini pun mendapat apresiasi dari Sekko Ali. "Ini berarti kerja KPA Jakarta Selatan, bagus!" serunya.
Berbagai program kolaborasi program HIV tahun 2023 pun kemudian dipaparkan oleh Dr. Rathia, mulai dari pembekalan guru pendidikan jasmani, penerbitan KTP untuk populasi kunci, sosialisasi serta pemeriksaan HIV untuk mahasiswa, dan sosialisasi kesehatan reproduksi.
Tak hanya itu, Dr. Rathia juga menguraikan beberapa kegiatan penanggulangan HIV, AIDS, dan IMS (Infeksi Menular Seksual) diantaranya; Promosi Kesehatan yaitu memberdayakan masyarakat agar mampu berperan aktif dalam mendukung perubahan perilaku dan lingkungan, Pencegahan Penularan dengan berbagai upaya atau intervensi untuk mencegah seseorang terinfeksi HIV dan/atau IMS, Surveilans dimana menilai perkembangan epidemiologi, kualitas pelayanan, kinerja program, dan/atau dampak program Penanggulangan HIV, AIDS, dan IMS. Dan yang tak kalah penting juga Penanganan Kasus seperti pengobatan, perawatan, dan dukungan terhadap orang yang terdiagnosa.
"Dengan berbagai program yang dijalankan serta adanya kolaborasi pentahelix. Semoga target 95 persen pencegahan dan perawatan bisa tercapai," pungkas Tri.
Editor : M Mahfud