DEPOK, iNewsDepok.id – Petinju yang juga anggota polisi berpangkat Aipda, Maikhel Muskita lolos ke final cabang tinju di SEA Games 2023 Kamboja.
Pemuda berumur 22 tahun ini berpeluang besar menggondol medali emas sekaligus mengibarkan bendera merah putih diiingi kumandang lagu Indonesia Raya di ring tinju.
Ritual tinju amatir memang begitu, siapapun peraih medali emas, maka bendera dan lagu kebangsaan negaranya akan diperdengarkan.
Aipda Maikhel Muskita mencapai final SEA Games 2023 Kamboja setelah mengganyang petinju Malaysia Indran Rama Khrisnan.
Pertandingan di kelas 86 kilogram ini berlangsung di OCIC Wedding Center-Phnom Penh, Kamboja, Rabu (10/5/2023).
Maikhel Muskita di final akan menghadapi petinju Thailand, Jakkapong Yamkhot, Sabtu besok (13/5/2023).
Jika berhasil menundukkan petinju tangguh Thailand, Maikhel Muskita akan menggondol medali emas.
Ingin Harumkan Korps Polri
Nama Maikhel Muskika sudah berkibar di arena ring tinju amatir dalam beberapa tahun terakhir. Pada SEA Games 2021, ia meraih medali emas di kelas Berat Ringan (75-81 kg).
Di PON XX Papua, Maikhel Musikita yang mewakili Jawa Barat menyabet medali emas. Saat itu ia turun di kelas Menengah (69 – 75 kg).
Pada 2017, Maikhel Muskita mencapai 8 besar kejuaraan tinju amatir internasional di Budapest, Hungaria. Muskita berlaga di kelas 64 kg.
Muskita yang berprofesi sebagai polisi, ingin mengharumkan nama Indonesia dan Korps Polri.
Ia di Ambon, 11 Januari 2001. Dengan umur yang masih muda, 22 tahun, peluang Maikhel Muskita untuk mengharumkan Indonesia dan korps Polri terbuka lebar.
Meskipun prestasinya sudah menjulang, Maikhel Muskita tetap menyadari bahwa ia adalah anggota polisi. Ia harus patuh dengan tetap meminta izin atasan saat berlatih dan bertanding.
“Saya patuh dan bangga menjadi anggota Polri,” ujar Maikhel Muskita
Target Bertanding di Olimpiade
Dikutip iNews Depok dari berbagai sumber, Maikhel Muskita lahir dari keluarga petinju.
Ayahnya Yohannes Muskita sempat digadang-gadang bakal jadi petinju top nasional berkat fisik dan skill tinjunya.
Ibunya bernama Henderjeta Mattruty. Mereka tinggal di kampung Aer Jatuh-Jatuh, Batu Gajah, Kecamatan Sirimau, Ambon.
Ayahnya harus mengurungkan cita-cita menjadi petinju besar karena sebuah insiden. Tangan kanannya putus terkena sabetan parang.
Cobaan berat tak berhenti sampai di situ. Ibunya, Henderjeta Mattruty meninggal dunia saat Maikhel Muskita masih balita.
Gagal menjadi petinju, Yohannes Muskita melatih Maikhel Muskita sejak usia 3 tahun.
Gemblengan ayahnya tak sia-sia, nama Maikhel Muskita kini berkibar di ring tinju amatir tingkat regional. Dengan usia masih muda, Maikhel Muskita bisa merambah tingkat dunia dengan berlaga di Olimpiade.
“Ayah sudah mendoktrin saya sejak kecil untuk menjadi petinju besar dengan bertanding di Olimpiade,” tekad Maikhel Muskita mewujudkan keinginan ayahnya.
Editor : M Mahfud