get app
inews
Aa Read Next : Ternyata Ada Peran Genset untuk Tekan Angka Stunting, Kok Bisa?

Pekan Imunisasi Dunia 2023, GSK, Kemenkes, Praktisi Kesehatan, dan Komunitas Kejar Imunisasi Anak

Selasa, 09 Mei 2023 | 16:28 WIB
header img
Media Briefing “Kejar Imunisasi, Lindungi Generasi Emas” di Hotel Akmani, Menteng, Jakarta Pusat (08/05). Foto: Ist

JAKARTA, iNewsDepok.id – Vaksin atau imunisasi merupakan hak setiap orang agar terhindar dari berbagai penyakit yang sebenarnya dapat dicegah. Sebab, vaksin telah terbukti mencegah 4-5 juta nyawa melayang setiap tahunnya dan merupakan salah satu intervensi kesehatan masyarakat yang paling sukses, aman, dan hemat biaya.

Dalam rangka Pekan Imunisasi Dunia 2023, GSK (GlaxoSmithKline) perusahaan raksasa di dunia dalam bidang obat-obatan, berkolaborasi dengan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) serta praktisi kesehatan, pada Senin, 08 Mei 2023 menggelar Media Briefing “Kejar Imunisasi, Lindungi Generasi Emas” di Hotel Akmani, Menteng, Jakarta Pusat.

Dalam kata sambutannya, Direktur Pengelolaan Imunisasi Kementerian Kesehatan RI, dr. Prima Yosephine, MKM mengatakan, melalui momentum Pekan lmunisasi Dunia tahun 2023 ini, mereka mengajak semua pihak terus mendorong edukasi publik guna meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan pentingnya imunisasi lengkap guna melindungi Generasi Emas Indonesia.

“Sebab, imunisasi merupakan salah satu investasi terbaik dalam kesehatan global dan memiliki peranan penting dalam mencapai 14 dari 17 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SGDs). Oleh karenanya, kami sangat mengapresiasi semua pihak yang sudah berpartisipasi aktif dalam mendukung program imunisasi nasional serta menyebarluaskan pesan positif tentang imunisasi. Karena, kesuksesan program imunisasi nasional hanya bisa tercapai jika masyarakat percaya imunisasi merupakan solusi pencegahan penyakit yang aman dan efektif,” ucapnya.

Dikatakan Prof. Dr. dr. Hartono Gunardi, Sp.A(K), Ketua Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), pandemi Covid-19 mengajarkan kita semua bahwa dengan imunisasi atau vaksinasi yang dilakukan secara massif dan menyeluruh, bisa melindungi masyarakat dari penyakit dan menimbulkan herd immunity (kekebalan komunitas) hingga akhirnya penyakit tersebut bisa musnah.

Imunisasi sangat bermanfaat terutama bagi anak-anak untuk mecegah dari berbagai penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I). Namun, dalam tiga tahun terakhir sejak dunia terdampak pandemi Covid-19, pelaksanaan layanan imunisasi menghadapi tantangan.

Secara global, berdasarkan data WHO pada tahun 2021, sebanyak 25 juta anak tidak mendapatkan imunisasi lengkap. Data ini 5,9 juta lebih banyak dari tahun 2019 dan merupakan jumlah tertinggi sejak tahun 2009. Sementara di Indonesia, jumlah anak yang belum di imunisasi lengkap sejak 2017 hingga tahun 2021 adalah 1,525,936 anak.

Untuk menekan jumlah ini di tahun 2022, pemerintah Indonesia telah melaksanakan Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN), namun capaian BIAN belum mencapai target, terutama provinsi yang berada di luar regional Jawa dan Bali, dimana capaian rata-ratanya masih dibawah 35%.

“Dengan semakin lengkap imunisasi yang diberikan pada anak, maka semakin baik pula perlindungan kesehatan anak dan tentunya juga akan berdampak pada kualitas hidup anak di masa depan. Jika banyak bayi dan balita yang tidak mendapatkan imunisasi rutin lengkap, kelak dapat berpotensi terjadi wabah berbagai penyakit (PD3I) yang dapat berakibat buruk terhadap kesehatan anak di masa depan,” ujar Prof. Hartono.

“Bila imunisasi anak terlewat atau belum mendapatkan vaksin tertentu sama sekali karena beberapa hal, seperti sakit berat atau terlupa, disarankan untuk melakukan imunisasi kejar (catch-up immunization) agar anak dapat memperoleh imunisasi lengkap. Imunisasi kejar dapat dilakukan bersamaan dengan pemberian beberapa jenis vaksin lainnya atau imunisasi rutin. Artinya, anak bisa mendapat suntikan vaksin lebih dari 1 kali dalam satu waktu, misalnya dengan pemberian Vaksin Hexavalen yaitu kombinasi vaksin DPT (Difteri, Tetanus, Pertusis), Hib (Haemophilus influenzae tipe b), Hepatitis B, dan Polio. Maka dari itu, masyarakat harus betul-betul memahami bahwa hanya dengan Imunisasi Rutin Lengkap (IRL) anak-anak Indonesia terlindungi secara optimal dari PD3I, sehingga dapat tumbuh jadi generasi emas di masa mendatang,” urai Prof. Hartono.

Pada pertengahan tahun 2022 lalu, Kementerian Kesehatan juga telah menambahkan jumlah imunisasi rutin wajib di Indonesia, dari 11 antigen menjadi 14 antigen, yaitu vaksin Pneumococcal Conjugate Vaccine (PCV) untuk mencegah penyakit pneumonia, Vaksin Rotavirus untuk mencegah diare yang disebabkan oleh rotavirus, dan vaksin Human Papilloma Virus (HPV) untuk mencegah kanker serviks.

“Tujuan akhir dari peringatan Pekan Imunisasi Dunia adalah agar lebih banyak anak, orang dewasa dan masyarakat terlindungi dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi, sehingga memungkinkan mereka hidup lebih sehat. Salah satunya imunisasi kejar yang diperlukan untuk melengkapi imunisasi anak yang tertunda selama pandemi,” ujar dr. Prima dari Kementerian Kesehatan.

President Director & General Manager GSK Indonesia, Manishkumar Munot mengatakan, “Sebagai inovator terkemuka industri farmasi, GSK memiliki portofolio teknologi vaksin yang komprehensif dan pengalaman panjang selama bertahun-tahun yang dimulai sejak periode 1900-an. Hingga saat ini, GSK telah menciptakan vaksin untuk 23 dari 32 penyakit yang termasuk dalam daftar WHO dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC). Vaksinasi sepanjang hidup sangatlah penting untuk menjaga kekebalan tubuh kita, dimulai dari usia dini untuk membangun kekebalan terhadap penyakit menular baru saat kita beranjak dewasa, di mana penyakit ini bisa menular ke kita saat berpergian, bekerja, ataupun akibat penuaan.”

Penting juga diketahui para orangtua, tidak semua vaksin diberikan melalui suntikan. Salah satunya Vaksin Rotavirus yang diberikan secara oral, sehingga orangtua maupun si kecil tidak perlu cemas akan jarum suntik. Vaksin Rotavirus ini merupakan pencegahan paling utama yang dapat dilakukan oleh orangtua untuk mencegah virus paling umum penyebab diare pada bayi dan anak-anak di seluruh dunia.

“Upaya mengejar ketertinggalan imunisasi merupakan hal yang penting dilakukan agar anak memiliki sistem kekebalan tubuh yang kuat, sehingga dapat terhindar dari penyakit menular yang berbahaya serta berisiko rendah mengalami komplikasi saat terkena penyakit. Dalam rangka memperingati Pekan Imunisasi Dunia, GSK mengajak semua pihak untuk terus berkolaborasi dalam meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan pentingnya imunisasi lengkap guna melindungi Generasi Emas Indonesia. Kolaborasi ini penting dilakukan dalam upaya percepatan cakupan imunisasi lengkap terhadap Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) di antaranya seperti Rotavirus, Flu dan PCV, dan pentingnya terus berkolaborasi dalam melakukan edukasi secara berkesinambungan bersama-sama,” ajak Medical Director Vaccines GSK Indonesia, dr. Deliana Permatasari, MM.

Sebagai wadah komunitas berkumpulnya para ibu millennial, Founder @SmartMumsID, Vibriyanti. S.Si, Apt, MM., mengingatkan di tahun 2045, Indonesia akan mengalami bonus demografi. “Oleh karena itu, semua pihak harus memastikan bahwa anak-anak saat ini sudah mempunyai bekal yang cukup. Terutama kesehatan dimana merupakan investasi penting yang harus dilakukan sejak dini. Jangan sampai anak-anak memiliki beban kesehatan, karena untuk bisa berkontribusi di bidang apa pun, haruslah sehat terlebih dahulu,” tandasnya.

Editor : M Mahfud

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut