DEPOK, iNewsDepok.id - Tradisi lebaran ketupat menjadi tradisi yang dilakukan sebagian besar umat Islam di Indonesia, terutama di Pulau Jawa. Tradisi ini dilaksanakan tujuh hari setelah Hari Raya Idul Fitri.
Pada tahun 2023 ini, lebaran ketupat dilaksanakan pada Sabtu, 29 April 2023, tepat satu minggu setelah perayaan Hari Raya Idul Fitri 1444 H.
Dasar pelaksanaan lebaran ketupat adalah selesainya pelaksanaan ibadah puasa 6 hari di bulan Syawal. Puasa 6 hari di bulan Syawal dimulai pada hari kedua setelah Hari Raya Idul Fitri karena hari pertama Idul Fitri atau tanggal 1 Syawal diharamkan untuk berpuasa.
Puasa syawal berakhir pada tanggal 7 Syawal, sehingga lebaran ketupat dilaksanakan pada tanggal 8 Syawal, sebagai perayaan selesainya puasa 6 hari di bulan Syawal.
Bagi umat Islam, puasa 6 hari di bulan syawal ini merupakan ibadah sunnah yang sangat dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW karena keutamaannya yang sangat besar.
Nabi Muhammad SAW bersabda: قال صلى اللَّهُ عليه وسلم من صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا من شَوَّالٍ كان كَصِيَامِ الدَّهْرِ رَوَاهُ مُسْلِمٌ
Artinya: "Barangsiapa berpuasa penuh di bulan Ramadhan lalu menyambungnya dengan (puasa) enam hari di bulan Syawal, maka (pahalanya) seperti ia berpuasa selama satu tahun." (HR. Muslim).
Adapun sejarah dan makna lebaran ketupat adalah mengajak seorang muslim untuk menjadi pribadi yang baik, luhur akhlaknya, dan meningkatkan amalan ibadah.
Berikut ini penjelasan mengenai sejarah, makna dan filosofi lebaran ketupat, seperti dirangkum pada Jumat (28/4/2023):
Sejarah Lebaran Ketupat
Lebaran ketupat atau disebut juga dengan Syawalan di kalangan masyarakat Jawa, memiliki sejarah yang tidak terlepas dari peran Walisongo, yakni Sunan Kalijaga.
Sejarahnya, Kanjeng Sunan Kalijaga memperkenalkan dua istilah yakni Bakda Lebaran dan Bakda Kupat.
Editor : Kartika Indah Kusumawardhani