MALANG, iNewsDepok.id – Sebagai daerah yang rawan bencana, pemahaman terhadap bencana harus dimiliki masyarakat. Terkait hal tersebut FIB Universitas Brawijaya menggelar Seminar Seminar Mahasiswa Tanggap Bencana dan Pertolongan Pertama (Matabara).
Seminar tersebut merupakan salah satu program kerja Kementerian Sosial dan Lingkungan BEM FIB UB tahun 2023.
Seminar berlangsung di Ruang Aula Gedung A Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya, Minggu, 26 Maret 2023.
Seminar bertema “Be Ready For An Unexpected Circumstances” alias harus selalu siap sedia untuk suatu kondisi yang terjadi secara tidak terduga.
Seminar membahas prosedur keselamatan apabila gempa bumi terjadi mengingat Indonesia adalah Indonesia adalah negara yang dilalui oleh sirkum aktif dunia, yaitu sirkum Mediterania dan Sirkum Pasifik. Kondisi ini menyebabkan kerap terjadinya gempa vulkanik dan tektonik di Indonesia.
Seminar Matabara menghadirkan pemateri yang ahli di bidang penangangan bencana. Mereka berasal dari SAR Trenggana Malang Raya.
SAR Trenggana sendiri adalah sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang bertugas melayani masyarakat. Mereka siap membantu warga Malang Raya yang membutuhkan bantuan mereka seperti Water Rescue (pertolongan air), Vertical Rescue (pertolongan udara), Jungle Rescue (pertolongan di hutan), dan Medical First Responder (pertolongan pertama pada kecelakaan).
Tidak hanya itu, mereka bahkan menyediakan pelayanan jasa Advokasi (bantuan hukum) bagi masyarakat miskin di Malang Raya.
Laurent Nabila, selaku Ketua Pelaksana Seminar Matabara menyatakan tujuan dilaksanakannya seminar tersebut adalah untuk menginformasikan berbagai macam kondisi bahaya dalam keadaaan bencana kepada mahasiswa. Seminar juga memberikan pengetahuan secara teori dan praktek mengenai tindak evakuasi yang harus dilakukan ketika suatu bencana terjadi.
“Melalui program ini, kami, seluruh panitia, berharap jiwa kepedulian dan kemanusiaan mahasiswa dapat meningkat dalam konteks aktivitas tanggap bencana, serta meningkatkan kesadaran cepat tanggap dalam situasi genting akibat bencana,” kata Laurent.
Antusiasme peserta seminar Matabara semakin tidak terbendung ketika seminar memasuki sesi praktek mengenai prosedur keselamatan saat gempa.
Pemateri menjelaskan mengenai apa saja yang harus dilakukan saat terjadi gempa bumi, bagaimana cara melindungi diri dari reruntuhan gempa, serta prosedur dan teknik penyelamatan ketika kita ingin mengevakuasi korban bencana.
Dalam penjelasan dan prakteknya, pemateri turut menghadirkan beberapa anggota tim SAR lainnya yang berperan sebagai praktisi berikut dengan alat-alat yang dibutuhkan untuk mengevakuasi korban. Dalam sesi ini, terlihat banyak peserta yang merekam bagaimana proses praktek evakuasi korban itu berlangsung.
Acara tersebut sukses menggaet peserta hingga lebih dari 70 orang. Ayu Dian, sebagai salah satu peserta yang hadir pada acara tersebut mengaku sangat terkesan.
“Kesanku awalnya kayak seminar biasa, ya. tapi saat sudah masuk ke materinya, apalagi bagian yang dicontohin didepan sama kakak kakaknya itu seru banget,” kata Ayu.
“Seminar ini sangat bermanfaat untuk kita,” kata salah satu perwakilan BEM Fakultas Ilmu Komputer saat acara telah usai dilaksanakan.
Editor : M Mahfud