DEPOK, iNews.id - Desmond Tutu, tokoh anti apharteid Afrika Selatan meninggal dunia pada 26 Desember 2021. Kepergian tokoh yang dijuluki ‘Sang Kompas Moral Bangsa’ menimbulkan kesedihan mendalam.
Desmon dijuluki ‘Kompas Moral Bangsa’ atas keberaniannya dalam membela keadilan sosial. Ia mengorbankan dirinya sendiri, bukan saja pada masa apharteid tetapi juga setelahnya, saat Afrika Selatan sudah merdeka.
Pada masa kekuasan minoritas kulit putih, Tutu membantu membangkitkan kampanye akar rumput di seluruh dunia yang berjuang untuk mengakhiri apartheid melalui boikot ekonomi dan budaya.
Pada saat kekuasaan politik berganti, dia sering berselisih dengan mantan sekutunya di partai Kongres Nasional Afrika (ANC). Ia kecewa kegagalan mereka mengatasi kemiskinan dan ketidaksetaraan yang mereka janjikan untuk diberantas.
Berikut komentar dari sejumlah tokoh atas kematiannya.
Presiden Afsel Cyril Ramaphosa:
“Meninggalnya Uskup Agung Emeritus Desmond Tutu adalah babak lain dari duka dalam perpisahan bangsa kita dengan generasi Afrika Selatan luar biasa yang telah mewariskan kepada kita Afrika Selatan yang merdeka.
"Desmond Tutu adalah seorang patriot tak tertandingi; seorang pemimpin yang berprinsip dan pragmatis yang memberi makna pada wawasan alkitabiah bahwa iman tanpa perbuatan adalah mati."
Thabo Makgoba, Uskup Agung Cape Town:
“Warisan Desmond Tutu adalah kekuatan, keberanian dan kejernihan moral. Dia merasa bersama orang-orang. Di depan umum dan sendirian, dia menangis karena dia merasakan penderitaan orang. Dan dia tertawa --tidak, bukan hanya tertawa, dia terkekeh kegirangan saat berbagi kegembiraan mereka."
Yayasan Nelson Mandela:
"Kontribusinya untuk perjuangan melawan ketidakadilan, secara lokal dan global, hanya dapat ditandingi oleh kedalaman pemikirannya tentang penciptaan masa depan yang membebaskan bagi masyarakat manusia. Dia adalah manusia yang luar biasa. Seorang pemikir. Seorang pemimpin. Seorang gembala."
Menlu Norwegia Anniken Huitfeldt:
"Desmond Tutu menggabungkan perjuangan melawan apartheid dengan kontribusi penting untuk rekonsiliasi di antara orang-orang. Dia berkontribusi pada dunia yang lebih baik dengan upayanya untuk melawan kebijakan segregasi rasial, dan di kemudian hari dia menjadi tokoh terkemuka dalam perjuangan untuk hak-hak kaum gay."
Bernice King, Putri Martin Luther King:
"Saya sedih mengetahui kematian orang bijak global, pemimpin hak asasi manusia, dan peziarah digdaya di bumi ... kita lebih baik karena dia ada di sini."
Basim Naeem, Pejabat Senior Hamas, Kelompok Militan Palestina:
"Rakyat Palestina kami kehilangan pendukung kuat perjalanan mereka menuju kebebasan dan kemerdekaan. Pastor Desmond Tutu menghabiskan seluruh hidupnya berjuang melawan rasisme dan membela hak asasi manusia dan terutama di tanah Palestina."
Wasel Abu Youssef, Anggota Komite Eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina:
"Pastor Desmond Tutu adalah salah satu pendukung terbesar perjuangan Palestina. Dia selalu menganjurkan hak-hak orang Palestina untuk mendapatkan kebebasan mereka dan menolak pendudukan Israel dan Apartheid."
Editor : M Mahfud