Anjang-Anjangan
Permainan tradisional Sunda anjang-anjangan. Foto: dictio
Anjang-anjangan atau disebut juga anyang-anyangan termasuk permainan tradisional yang masih bertahan hingga saat ini. Anjang-anjangan adalah permainan yang biasa dimainkan oleh anak perempuan.
Anak perempuan yang memainkan anjang-anjangan ini berperan sebagai seorang ibu yang memasak. Namun memasak bohongan.
Peralatan yang digunakan pun bisa apa saja. Tetapi tidak sedikit pula yang membeli peralatan memasak berukuran kecil atau mini.
Misalnya aseupan (alat untuk mengukus), nyiru (tampah), hihid (alat untuk mengipasi nasi), boboko (tempat nasi), ayakan (saringan), dan kalakat (kukusan), kuali, wajan kecil, dan kompor mini.
Meski umumnya dimainkan anak perempuan, biasa anak laki-laki pun ikut dalam permainan ini walaupun bukan memasak. Anak laki-laki biasanya hanya ikut menyantap makanan bohongan yang dimasak oleh anak perempuan.
Gatrik
Permainan tradisional Sunda gatrik. Foto: Dictio
Permainan tradisional Sunda selanjutnya adalah gatrik. Permainan ini dalam bahasa Indonesia dan beberapa daerah lain disebut patil lele, benthi, dan tak kadal.
Permaiann yang memakai alat dari dua potongan kayu atau bambu berukuran sekitar 30 cm dan yang satunya berukuran lebih kecil untuk dipukul ke arah lawan.
Gatrik dimaikan oleh dua kelompok yang terdiri atas 2 sampai 4 orang. Untuk menentukan pemenang, dilihat dari skor baik penangkap maupun pemukul.
Permainan dimulai dengan kelompok pemukul memukul batang bambu atau kayu kecil dan terlempar.
Kelompok penangkap harus mampu menangkap batang bambu atau kayu yang dipukul. Jika bambu atau kayu yang terlempar tidak bisa ditangkap, sang pemukul mendapat nilai.
Jika si penangkap berhasil menangkap bambu kecil itu maka, mereka harus bertukar tempat. Permainan ini terdiri dari tiga babak permainan.
Untuk menentukan tim yang lebih dulu bermain sebagai pemukul, pemain harus melakukan suit atau melemparkan kayu gatrik pendek ke landasan di atas batu. Siapa yang melemparnya masuk atau paling dekat dengan batu landasan, akan menjadi tim pemukul.
Editor : Kartika Indah Kusumawardhani