Jawa Barat Miliki Warisan Budaya Tak Benda Terbanyak se-Indonesia

DEPOK,iNewsDepok.id-Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat (Jabar) menggelar Pekan Kebudayaan Daerah serta Kaleidoskop Promosi tentang Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jabar di Alun-Alun Kota Depok.

Kegiatan tersebut menyajikan berbagai kesenian dan juga kebudayaan yang asli dari Jawa Barat dan merupakan Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) yang sudah diakui di Indonesia.

Baca Juga

Pilkada Depok: Bertemu Kalangan Gen Z dan Milenial Depok, Imam Budi Hartono Paparkan Creative Hub

Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil mengatakan, kegiatan ini rutin diselenggarakan setiap tahunnya, dimana kegiatan dirangkai dengan Kaleidoskop Promosi Pariwisata dan Kebudayaan di Jawa Barat agar lebih dikenal luas oleh masyarakat.

“Di Jawa Barat banyak tempat dan kebudayaaan yang dapat dinikmati masyarakat, melalui kegiatan ini diharapkan masyarakat dapat lebih mengenal kebudayaan yang terus berkembang,” katanya, Kamis (15/12/2022).

RK menambahkan, pada tahun ini ada 19 ekspresi budaya di Jawa Barat telah diakui di Indonesia dan ditetapkan sebagai WBTB. Salah satunya berasal dari Kota Depok yaitu Tari Topeng Cisalak.

Baca Juga

Penutupan Jalan di 4 Ruas Sepanjang Grogol-Krukut Depok

Dikatakan, selama menjabat terdapat sebanyak 81 ekspresi budaya yang telah mendapatkan WBTB. Sementara di tahun 2022 , bertambah 19 ekspresi budaya sehingga totalnya ada 105 ekspresi budaya.

“Semoga ke depannya dapat terus bertambah dan berkembang sehingga bisa seimbang pembangunannya, tidak hanya urusan fisik dan spiritual saja,” ujarnya.

Di tempat yang sama, Wali Kota Depok Mohammad Idris menambahkan, pihaknya akan terus mengembangkan dan melestarikan kebudayaan Kota Depok. Hingga tahun 2022, Kota Depok telah memiliki dua WBTB yaitu Gong Si Bolong dan Tari Topeng Cisalak.

Baca Juga

Debat Pilkada Kedua Depok 2024: Imam-Ririn Siapkan Lebih Dari 1000 Beasiswa Untuk Warga Depok

“Alhamdulillah ini merupakan sebuah kebanggaan untuk Kota Depok. Semoga ke depannya semakin banyak budaya yang diakui di Indonesia,” katanya.

Editor : Rinna Ratna Purnama