JAKARTA, iNewsDepok.id - Semakin banyak orang Jerman dipaksa untuk memotong pengeluaran mereka karena inflasi dan melonjaknya biaya energi. Demikian survei perilaku konsumen dan kelompok riset pasar NielsenIQ..
Mengutip dari Russia Today, hasilnya menunjukkan 52% konsumen Jerman hanya membeli produk kebutuhan dasar, sementara 30% menjawab bahwa mereka berbelanja lebih sedikit.
Sekitar 44% mengatakan mereka sekarang menghindari produk “yang menyenangkan dan mewah”, dan satu dari tiga mencoba untuk mengurangi kunjungan restoran, memilih untuk memasak di rumah. Hanya 10% dari mereka yang disurvei mengatakan kenaikan harga tidak berpengaruh pada kebiasaan belanja mereka, dan tanggapan itu sebagian besar datang dari orang-orang dengan upah lebih tinggi.
Survei dilakukan terhadap 10.000 konsumen.
“Ini menunjukkan bahwa semakin banyak orang yang bertanya-tanya apa yang dapat mereka lakukan tanpa dan kemudian benar-benar melakukannya,” kata pakar NielsenIQ Lothar Steiblin, mengomentari temuan survei tersebut.
Dia mencatat bahwa konsumen lebih sering menggunakan strategi penghematan biaya, seperti membandingkan harga dan mencari penawaran khusus, serta beralih ke produk yang lebih murah dan membeli lebih sering dari tempat diskon. Beberapa peserta survei mengatakan mereka mulai mengubah preferensi belanja mereka sepenuhnya, membeli margarin daripada mentega, menggunakan air keran daripada air mineral kemasan dan bahkan membuang deodoran.
“Semakin lama krisis berlangsung, semakin banyak kesempatan yang digunakan orang untuk menabung,” Saiblin menekankan.
Tingkat inflasi tahunan Jerman melonjak menjadi 10,4% pada Oktober, mencapai rekor tertinggi baru, menurut data dari Kantor Statistik Federal (Destatis) yang dirilis awal bulan ini. Harga sebagian besar didorong oleh kenaikan biaya energi, yang melonjak 43% tahun-ke-tahun, dan diperkirakan akan tumbuh lebih jauh sepanjang musim dingin.
Editor : M Mahfud