YOGYAKARTA, iNewsDepok.id – Irjen Pol Suwondo Nainggolan diangkat menjadi Kapolda DI Yogyakarta baru-baru ini. Memulai tugasnya, mantan Karo Binmas Baharkam Polri tersebut bertemu Jenderal Hoegeng di rumah seniman Butet Kararedjasa. Lho kok bisa?
Hal tersebut diceritakan Butet di akun instagramnya @masbutet. Dalam akun instagramnya, Butet menulis panjang lebar.
Ternyata Jenderal Hoegeng yang dipertemukan dengan Kapolda DIY tersebut adalah lukisan karya pelukis Sigit Santoso. Lukisan Jenderal Hoengeng memang besar seukuran riilnya.
Jenderal Hoengeng adalah Kapolri legendaris karena integritas dan kesederhanaan hidupnya. Ia menjabat Kapolri pada 1968-1971. Jenderal Hoegeng wafat pada 14 Juli 2004.
Selengkapnya tulisan yang diunggah Butet hari ini diakun instagram @masbubet, Senin (24/10/2022) dan telah disukai lebih dari 4.000 like:
Kemarin siang mendadak nongol di layar WA sebuah nama yg rada asing “Akbp Suwondo N, Polda Metro”.
Dia bertanya,”Pak Butet apa kabar. Apa masih ingat saya?”
“Lupa2 ingat.”
Saya cuma membatin. Ngapain nih kok ada polisi tiba2 ngontak. Saya memang selalu menandai nomer hp orang yang pernah berinteraksi. Jadi saya akan tahu secuil identitas WA atau calling yang masuk. Saya bener2 gak ingat lagi, dulu konteksnya ngapain ketemu polisi ini.
Saya mencoba menelisik,”Sekarang tugas dimana mas?”
“ Di Yogya mas.”
“Oooo…di Polda DIY ya? Di bagian apa?”
“Kepala Pelayanan Masyarakat, mas.”
Saya membatin, kok jabatannya aneh. Dengan sigap Ucis, anak saya yang frendly dgn jagat digital segera mentracking nomer ini. Muncul info detil identitas orang ini.
Saya kaget. Ooooo…Uasuwoook, ternyata si “Akbp” ini sekarang sudah bintang dua, jabatannya Kapolda DIY.
Lalu kami ngobrol via WA. Dan ujungnya, tadi tengah malam “pelayan masyarakat” bernama Suwondo Nainggolan ini bertamu ke rumah.
Di rumah saya tentu dia akan bertemu “pelayan dan pengayom” lain bernama Hoegeng, yang belum berhasil membikin kaki Hoengeng-muda berdiri tegak karena kakinya belum selesai dilukis.
“Ini lukisan hebat. Cocok menjadi renungan para polisi. Tapi, kami tidak ingin mencari Hoegeng. InsyaAllah kami ingin menciptakan Hoegeng,” ujarnya memuji lukisan karya Sigit Santosa ini.
Itu sebabnya hari ini dia lebih suka menyebut profesinya “pelayan masyarakat” katimbang “polisi”. Katanya, supaya tidak jumawa. Tidak sok kuasa.
Ah, tenaneeee? Saya tidak tahu, ini janji abal2 atawa tulus. Semua musti dibuktikan. Ora mung cangkeman thok. Saya cuma percaya, Kapolda2 yang dilantik setelah gegeran Sambo dan Teddy, pastilah polisi2 yang lolos dari lapisan2 filter yang sangat ketat.
Pasti bukan orang sembarangan. Terlalu riskan menaruh klas abal2 di posisi terhormat. Semoga kita bener2 dilayani dan diayomi. Uasuwoook
Editor : M Mahfud