JAKARTA, iNewsDepok.id – Salah satu jasa transportasi tradisional Jakarta yang saat ini masih mencoba bertahan adalah ojek sepeda ontel.
Dalam sejarahnya, jasa ojek sepeda ontel mulai muncul di Jakarta pada tahun 1970. Keberadaannya menjadi alternatif transportasi yang mampu menjangkau berbagai sudut Jakarta.
Saat ini ojek sepeda ontel masih bisa dijumpai di beberapa sudut Jakarta. Salah satunya di Stasiun Jakarta Kota, tepatnya seberang pintu keluar sisi utara dekat Gedung BNI.
Setiap hari mereka mangkal mencari pelanggan yang rata rata penumpang Kereta Rel Listrik (KRL) yang turun di Stasiun Jakarta Kota dan akan melanjutkan ke tempat tujuannya di sekitar kawasan Kota Tua Jakarta.
Para penarik ojek sepeda ontel ini adalah kebanyakan orang tua dengan menggunakan sepeda tua. Pada dibagian jok belakang sepeda sudah dilapisi dengan busa tebal, sehingga penumpang bisa duduk dengan nyaman.
Kadang pada bagian sadel dan jok belakang dilapisi dengan plastik kresek agar ketika hujan busa bagian dalam jok tidak basah.
Selain itu, pada as roda belakang dipasang besi jalu yang berfungsi sebagai pijakan kaki penumpang ojek sepeda.
Semakin maraknya transportasi online membuat pendapatan mereka menurun. Namun mereka hanya bisa pasrah dan mencoba untuk terus bertahan mencari rejeki dari jasa ojek sepeda ontel.
Hal itu seperti yang diungkapkan Darmaji pria asal Semarang yang setiap hari mangkal di kawasan Stasiun Jakarta Kota.
“Sekarang pada milih ojek online. Kita kalah murah, jadi penghasilan menurun,” ucap Darmaji di sela sela menunggu penumpang di seberang Stasiun Jakarta Kota.
Darmaji sendiri setiap hari narik ojek sepeda ontel mulai subuh sampai jam 7 malam. Dirinya tidak hanya menerima jasa antar penumpang saja, tapi juga menerima jasa antar barang.
“Ada pelanggan yang sering suruh saya antar barang ke Pasar Asemka,” ucap Darmaji sambil menyeruput kopi panasnya.
Untuk menambah penghasilan, Darmaji juga mengerjakan pekerjaan lain. Mulai jadi kuli panggul di pasar sampai mengerjakan berbagai orderan dari kenalannya di pasar.
“Ya namanya juga usaha, selama saya bisa lakukan ya saya kerjakan,” ucapnya sambil pamit karena ada pelanggan yang akan dia antar.
Editor : M Mahfud