get app
inews
Aa Text
Read Next : Islamic Development Bank Kagum Dengan Program Pertanian UPLAND

Miris! 66 Murid SD Negeri Ini Telantar Tak Ada Guru, Tiap Hari Hanya Bermain dan Berlarian

Kamis, 15 September 2022 | 13:23 WIB
header img
Siswa SDN Gesikan tengah bermain-main setelah tak ada guru sejak September 2022. Guru dimutasi ke tempat lain akibat kebijakan regrouping. Foto: Tangkapan layar video.

PURWOREJO, iNewsDepok.id – Sebanyak 66 murid SDN Gesikan Purworejo Jawa Tengah telantar. Akibat tak ada guru, mereka tiap hari hanya bermain dan berlarian. Tak ada proses belajar mengajar karena pihak sekolah hanya menyisakan penjaga sekolah, semua guru dipindah.

Kondisi miris SDN Gesikan Purworejo diungkapkan Kepala Desa Gesikan Suryono. 

“Sejak September 2022 ini, berarti sudah 2 minggu ini tak ada proses belajar mengajar. Murid hanya bermain-main saja, ini sungguh memperihatinkan,” kata Suryono kepada iNews Depok.

Sumber permasalah adalah guru sudah dimutasi ke sekolah lain. “Sama sekali tak ada guru di SDN Gesikan ini, murid hanya dijaga penjaga sekolah,” tambah Suryono.

Kepala Desa Gesikan ini mengungkapkan persoalan regrouping menjadi polemik yang dipaksakan di SDN Gesikan. Warga dan murid berkukuh mereka tak terkena regrouping karena jumlah muridnya sebanyak 66.

“Aturannya itu regrouping kalau jumlah muridnya dibawah 60. Sementara SDN Gesikan masih di atas 60,” cetusnya.

Regrouping SD adalah kebijakan untuk menyatukan beberapa SD karena kekuarangan jumlah murid.

Suryono juga menyinggung beberapa sekolah lain dengan jumlah murid di bawah 60 tetapi tak terkena regrouping. “Kebijakan ini pilih kasih, aturannya harus jelas jadi tak membingungkan,” sembur Suryono.

Sebagai Kepala Desa, Suryono mengaku sudah melayangkan surat pada tanggal 1 Agustus 2022 kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Purworejo. Namun hingga saat ini tak ada tanggapan.

Surat kedua tanggal 20 Agustus 2022 dilayangkan ke DPRD Purworejo. Hasilnya juga sama, tak ada kabar berita.

“Tahu-tahu sejak awal September, sekolah kami ditinggal guru, dimutasi ke tempat lain. Kasihan anak-anak kami,” tegas Suryono.

Menurut Suryono kebijakan regrouping harus dilakukan secara perlahan mengingat penutupan sekolah tidak bisa serta merta dilakukan. “Kalau seperti ini namanya pemerkosaan, dipaksakan,” ujar Suryono.

Editor : Mahfud

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut